12

121 32 13
                                    

Setelah selesai kelas, James langsung mengajak Winter untuk pergi menuju restoran yang sudah James pilih dan cari di internet sebelumnya. Mereka pun masih menunggu di dalam gedung sebelum taksi yang dipesan datang. Karena cuaca panas, mereka berpikir untuk tidak menunggu di luar.

Winter mendapatkan notifikasi bahwa taksinya sekitar satu menit lagi akan tiba.

“Sudah mau datang,” ucap Winter pada James.

Mereka berdua berdiri lebih dulu.

“Mau kemana?” tanya Karina.

“Kencan,” balas Winter yang menggoda Karina sejak tadi fokus mengobrol dengan Jimmy.

“Serius?” tanya Karina lagi.

“Makan,” balas Winter.

Karina pun mengangguk.

“Duluan,” ucap James lalu menggandeng tangan Winter karena cukup banyak yang sedang bersama-sama dengan mereka untuk keluar dari aula dengan menuruni tangga.

Benar-benar ramai, ditambah kelasnya digabung, tidak seperti biasanya. Sementara taksi mereka akan tiba.

“Wah lihat mereka?” ucap Hans yang menatap James dan Winter.

“Seperti sudah terbiasa saja,” sambung Ray dari samping Jimmy.

“Makanya cepat cari,” ucap Jimmy. Karina tersenyum.

“Kalau begitu, aku dan Karina pergi makan dulu,” ucap Jimmy.

Mereka berdua mengangguk, Jimmy dan Karina pun berdiri lebih dulu, menyisakan mereka berdua yang masih duduk terdiam. Tidak ada tujuan.

Di lain sisi, Winter dan James sudah berada di dalam taksi.

“Kau yakin tidak apa?” tanya James.

“Apanya?” tanya Winter yang sambil memasukkan ponselnya ke dalam tote bag miliknya.

“Restorannya,” ucap James. Winter mengangguk.

Sekitar kurang lebih lima belas menit, mereka sampai di restoran yang dicari oleh James tadi. Dari depannya terlihat mewah dan banyak pelanggannya.

“Ayo masuk,” ajak James.

Mereka berdua pun masuk ke restoran. Dimana James sebelumnya sudah memesan melalui ponselnya tadi. James tau jika ia tidak memesan, hanya dalam beberapa menit saja, tempatnya pasti akan penuh.

“Atas nama James,” kata Winter pada penerima tamu restoran ini.

James yang tadi mengikat tali sepatunya itu pun berdiri. Dan langsung mengikuti Winter beserta penerima tamu restoran tadi.

James dan Winter pun duduk dan mulai memesan makanan setelah melihat-lihat menu.

Sambil menunggu, James dan Winter masih berdiam-diam tanpa berbicara hanya saling menatap lalu kemudian tersenyum.

“Rasanya cukup berbeda,” ucap Winter.

“Kenapa?” tanya James.

“Makan berdua denganmu. Jika dengan Karina, aku sudah terbiasa.” Kata Winter.

James tersenyum, “Aku juga pertama kalinya, biasanya aku pasti akan makan dengan Hans dan yang lainnya.” Jelas James.

“Nanti kita sering saja makan bersama, suatu saat akan terbiasa 'kan?” tanya James.

Winter mengangguk.

“Kira-kira, apa Kak Ansell menunggu kabar dari kita?” tanya Winter membuka topik yang baru.

A Little SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang