17

119 24 57
                                    

James menutup payungnya dan bersandar di dinding perpustakaan yang tidak basah karena di atasnya ada atap. Ia menunggu Winter untuk keluar.

Sesekali melihat jam tangannya. James melihat orang-orang berlalu lalang. Masih tidak melihat batang hidung orang yang ditunggunya itu.

Beberapa menit, ia sambil melihat beberapa orang dari arah kanan dan kirinya. Sampai ia melihat Winter yang sepertinya sedang mencoba menerobos hujan.

James berlari kecil dan langsung menarik Winter dengan pelan untuk berdiri di bawah payungnya.

“Kenapa ada di sini?” tanya Winter yang cukup terkejut tetapi langsung lega melihat di depannya adalah James.

Winter melihat baju James bagian bahu yang sekarang basah karena sibuk memayungi Winter.

Winter menepuk-nepuk bahu James yang basah dan menarik James untuk lebih dekat dengannya. Mereka sekarang berhadapan, sangat dekat karena berada di bawah satu payung yang sama.

Mata James hanya menatap tangan Winter yang menepuk-nepuk bahunya itu dengan pelan dengan tatapan yang hanya fokus pada bahunya.

James tersenyum dengan perasaan yang sangat senang. Matanya langsung bertemu dengan tatapan mata Winter.

“Kenapa tidak menjawab?” tanya Winter.

“Aku ke sini karena tak mau kau sendiri. Sekarang pun sedang hujan.” Jawabnya.

Winter menganggukkan kepalanya. Mata James masih menatap wajah Winter yang sekarang sangat dekat dengannya. Melihat mata Winter yang begitu cantik di matanya.

“Aku awalnya tidak tau harus mengatakan ini atau tidak,” ucap James tiba-tiba.

Saat ini James sepertinya terdorong untuk menyatakan perasaannya. Ia sekarang merasa, saat ini adalah waktu yang paling tepat dimana segala keberaniannya terkumpul. Jika tidak sekarang, tidak tau keberanian itu kapan lagi akan muncul.

“Katakan saja,” balas Winter yang masih berhadapan dengan James.

James mengangguk, “Sepertinya aku harus mengatakannya dengan jelas dan serius.” Ucap James yang diangguki oleh Winter yang kali ini menatap James dengan tatapan yang sangat terlihat menggemaskan di mata James.

“Aku tidak tau kau sadar atau tidak, aku menyukaimu. Dan sekarang dalam tahap sangat menyukaimu.” Kata James masih menatap Winter.

Winter pun terdiam dengan masih menatap mata James yang dipenuhi oleh keseriusannya dalam mengatakan hal itu.

“Sepertinya kemarin aku juga sudah memberikanmu petunjuk tentang perasaanku. Aku hanya ingin mengutarakannya saja, kau tidak perlu untuk menjawabnya sekarang. Aku mengatakan ini hanya untuk kau mengetahuinya saja,” lanjut James.

“Dan lagi, aku tau, kau lebih suka jika aku mengatakannya secara jelas. Seperti saat mengajak makan beberapa hari yang lalu,” kata James.

Winter tersenyum karena tidak bisa menahan senyumnya itu. James cukup memahaminya. Begitu pikirnya.

Winter kemudian mengangguk, belum mengatakan apa-apa. James menaikkan kedua alisnya. Tatapan mata Winter sekarang benar-benar membuatnya penasaran. Seperti akan menjawabnya sekarang.

James masih menatap mata Winter dengan penasaran. Winter menatap mata James lalu tersenyum dengan lucu. Ia mengisyaratkan James untuk lebih menunduk ke bawah.

James tidak mengerti maksud Winter, “Kenapa?” tanya James.

“Menunduk sedikit, nanti aku akan mengatakan apa, kau tidak mendengarnya. Aku mengatakannya hanya sekali saja, tidak dua kali.” Kata Winter.

A Little SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang