Begin Again 4

57 7 0
                                    

Udah votenya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Udah votenya?

Habis nangis tetap cantik eyyy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Habis nangis tetap cantik eyyy.

Semalam itu... rasanya Asha ingin pergi dari rumah nenek. Ia sempat berfikir untuk kembali ke kostnya, atau entah kemana, yang pastinya pergi dari rumah ini dan tidak bertemu anggota keluaragnya untuk sementara.

Keluarganya?

Ia malu sekali, tidak tahu akan menghadapi harinya esok pagi, Namun memikirkan lagi ia harus sendiri, rasanya tidak bisa.

Hidupnya selalu mudah, apa yang ia inginkan selalu di penuhi oleh Ayah dan Ibunya. Nenek dan Kakek juga menyayanginya, bahkan keluarga yang lain pun sama sekali tidak memperlakukannya dengan beda, kecuali Elina, Beberapa kali kakak sepupunya itu menatapnya dengan tidak suka.

Menangis semalaman, merenung lagi, meyakinkan diri bahwa ini hanyalah mimpi buruk yang ketika ia membuka mata maka semua hal buruk itu akan hilang, terhapus. Dan ketika ia membuka mata, semuanya masih sama, malam yang sepi, kamarnya yang berantakan, dan matanya yang bengkak karena ia tidak pernah berhenti menangis. Asha menghindari seluruh anggota keluarga, ia bangun lebih dulu hanya untuk menyiram dirinya dengan air dingin, berharap pikiran beratnya ikut luruh bersama lelahnya seharian menangis. Lalu kemudian kembali masuk ke dalam kamarnya. Pagi pun ia tidak keluar sarapan, walau Ibu dan Ayah beberapa kali datang mengetuk pintu kamarnya, membujuknya untuk keluar.

Asha bingung. Ia tidak tahu harus menghadapi kenyataan ini seperti apa, ia masih berfikir tentang tindakan seperti apa yang harus ia ambil. Ia juga belum siap bicara dengan Ibu dan Ayahnya, tidak ada ide yang terlintas di otaknya.

Jam sebelas lewat ia baru keluar kamar, waktu itu rumah Nenek terasa sepi, mungkin karena Om Diaz dan Tante Bia sudah pulang lebih dulu bersama Kak Adilah dan dua anaknya. Jadi rumah terasa sunyi. Ia hanya mendapat Tante Zea, Mamanya Gibran sedang memasak di dapur bersama Elina.

Asha canggung dan malu tentu saja, tapi perutnya sudah sedari tadi sakit dan meminta makan, ia juga tidak tahan jika asam lambungnya naik. Jadi ia menebalkan muka dan duduk di kursi meja makan, membuka tudung saji.

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang