Hai!!!
Gue dateng lagi, ada waktu luang soalnya, dan lagi semangat-semangatnya, jadi yah... Dinikmatin yah...
Betewe jangan lupa Vote dulu.Coba kasih cinta dulu buat pasangan ini ❤️
Seperti kepercayaannya pada Bahagia akan datang, seperti itu juga keyakinan Asha beberapa jam lalu, bahwa ia akan menang di permainan kali ini, bahwa ia akan mengalahkan Gibran. Nyatanya itu hanyalah
sesuatu yang coba ia percayai. Asha merapatkan piyamanya yang terlihat kusut, wajahnya penuh air mata, ia menyekanya sebelum menaiki tangga satu persatu, bisa ia dengar di belakang sana Gibran mengerang, memecahkan beberapa barang di kamarnya.Ternyata, Asha hanya membawa luka, baik untuknya maupun Gibran. Bagaimana bisa ia meninggalkan Gibran ketika pria itu sudah di ambang batasnya? Asha tidak punya kebaikan sedikitpun tentang itu.
Ia memasuki kamarnya, menangis di atas kasur dengan memeluk dirinya sendiri. Ia tidak pernah sekalipun dengan sengaja meninggalkan Gibran seperti tadi, ia juga berharap bisa melakukannya dengan baik, tanpa ada rasa takut, tanpa ada rasa sakit. Namun Ia tidak bisa, bahkan ketika ia sudah meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Suara mesin mobil yang menderum menarik pehatiannya, Ia segera mendekat ke jendela untuk melihat, ada Gibran yang keluar dari mobil, kembali masuk ke rumah sebentar, lalu kembali ke mobilnya dan pergi, begitu saja, tanpa mengatakan apapun, seperti Asha meninggalkannya tadi, tanpa sepatah kata, sedikitpun.
Asha menatap nanar mobil yang terus menghilang dari pandangannya, lalu pandangannya beralih pada pergelangan tangannya yang memerah. ada tanda disana, jejak Gibrang yang terus memaksanya sejak tadi.
Asha menyeka air matanya sekali lagi, meninggalkan jendela dan memasuki kamar mandi, menyiram tubuhnya di bawah shower. Dapat ia lihat beberapa tanda merah di sepanjang leher dan tulang selangkanya, bahkan di dadanya. Ia menatap iba pada pantulan dirinya pada cermin di depannya.
Asha melihat turun ke bawah, menatap pada pinggangnya yang memerah. ada goresan kuku disana, yang tidak sengaja Gibran buat sebab ia menolak untuk di sentuh tadi. Asha membayangkan kembali kejadian beberapa jam lalu, ketika Gibran kembali memaksa menemuinya, dan Asha kesakitan, sampai perempuan itu tanpa sengaja menedang dada Gibran dengan sangat kuat lalu melarikan diri. Lagi dan lagi, mengapa Gibran harus melakukan kesalahan yang sama?
Naif sekali, sekarang ia menyalahkan Gibran? Padahal ia yang memulai segalanya tadi?
Asha tak bisa menahan air matanya, lagi dan lagi, ia merasa kehilangan semua harga dirinya.
*** 🔥 ***
Di jalan malam yang masih ramai, Gibran menjalankan mobilnya dengan laju yang tidak sesuai, ia melampiaskan marahnya pada pedal gas yang ia injak, berharap marahnya pergi. Dadanya masih terasa sangat sakit, namun semua itu tak berarti, sakit di hatinya adalah sesuatu yang harus ia tangani segera, sebab jika tidak, maka akan berakibat fatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin Again
Teen FictionAsha dan Gibran adalah sepupu, Setidaknya seperti itu yang mereka tahu sampai akhirnya suatu rahasia besar terbongkar. Asha hanyalah anak pungut. dan demi menyelamatkan kehidupan mewahnya, ia dengan terpaksa harus setuju menikah dengan Gibran. Hubu...