Hai Hai! Apa kabar? semoga sehat selalu yah...
Di Vote dulu dong sebelum lanjut, wkwkwk maksa banget soalnya.
***
Ternyata empat hari berlalu begitu cepat. Asha bahkan baru semalam mendatangi hotel tempat acara pernikahan dilaksanakan, ia tidak membiarkan pernikahan ini mengganggu kuliahnya, walau Ibu sempat protes kepadanya dan berkata bahwa ia butuh istirahat, namun Asha tetap pada pendiriannya. Sekarang ia sudah di dandani dan memakai gaun, ia hanya sedang menunggu Ibu untuk menjemputnya ke tempat akad. Asha menmandang bayangan dirinya dalam cermin, ia begitu cantik, namun pikirannya belum juga tenang, bahkan dalam jangka beberapa jam lagi ia akan menikah, ia masih tidak yakin dengan pilihannya.
Asha tidak bertemu dengan Gibran sejak dua hari yang lalu, lelaki itu juga pastinya sibuk dengan urusan kuliahnya, belum lagi magangnya yang baru berjalan beberapa hari. Asha tidak memiliki waktu untuk berbicara dengan Gibran, lelaki itu bahkan belum membaca pesannya sampai saat ini. Asha memeriksa ponselnya, berharap pesannya di baca oleh Gibran, namun lama ia menunggu, akhirnya ia memutuskan untuk menghapus pesannya itu.
Lucu sekali bila ia mengatakan tidak ingin menikah sekarang padahal acaranya akan dilakukan beberapa jam lagi, ia pasti sudah tidak punya akal jika sampai berani meninggalkan pernikahan pada waktu seperti ini.
Ponselnya berdenting, memberitahu padanya bahwa sebuah pesan baru saja masuk, ia memeriksa, dan mendapati satu pesan dari Gibran, pria itu mengirim satu lagu rupanya, Asha memutarnya.
Ia mulai mendengarnya, lagu yang belum pernah ia dengarkan.
Tak sadar ku temukan...
Temukan wanita rupawan yang sadarkan...
Dia seorang tiada lain tiada bukan...
Hanya dia...Dia buatku nyaman...
Dalam hangat pelukan...
Dia perasa yang mengerti yang kurasa...
Hanya dia...Kan ku arungi tujuh laut samudra...
Kan ku daki pegunungan himalaya...
Apapun kan ku lakukan tuk dirimu sayang...
Oh penjaga hatiku...Asha termenung, ia seperti bisa merasakan ketulusan Gibran dalam lagunya. Tidak bisa ia pungkiri bahwa Gibran adalah lelaki yang baik, ia bertanggung jawab pada apa yang ia kerjakan, ia tahu tugasnya, dan ia sangat menjaga perasaan orang. Tapi itu bagi orang lain, tidak baginya. Baginya, Gibran adalah lelaki pemaksa, lelaki egois, lelaki brengsek, dan lelaki yang tidak akan pernah membiarkannya merasakan kebahagiaan.
Mendengar lelaki itu ingin memilikinya membuat Asha berfikir kembali tentang alasan yang sebenarnya mengapa Gibran sangat menginginkannya. Jika hanya karena Ibu dan Tante Zea, Gibran bisa saja menolak jika ia tidak suka, namun bisa saja Gibran menerimanya dengan suka rela, karena lelaki itu sangat berbakti pada orang tua. Entahlah, Asha bingung memikirkan jawaban yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin Again
Teen FictionAsha dan Gibran adalah sepupu, Setidaknya seperti itu yang mereka tahu sampai akhirnya suatu rahasia besar terbongkar. Asha hanyalah anak pungut. dan demi menyelamatkan kehidupan mewahnya, ia dengan terpaksa harus setuju menikah dengan Gibran. Hubu...