Begin Again 13

47 7 2
                                    

Halo haloooo!!!
Ada yang nungguin nggak?

Gimana kabarnya hari ini? Baik? Semoga baik yah!!!

Bakar dulu dong dengan Api di komen 🔥🔥🔥

Sebelum lanjut kita vote dulu! Tekan bintangnya yah!!!

"Besok terakhir Magang kan?" Tanya Gibran yang sedang berdiri di dekat meja bar sedang membuat susu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Besok terakhir Magang kan?" Tanya Gibran yang sedang berdiri di dekat meja bar sedang membuat susu. Pria itu menatap Asha yang tengah duduk di sofa dengan wajah kelelahan. Asha menjawab dengan gumaman pendek, sungguh ia lelah sekali, diluar sana masih sepi, burung-burung juga masih berkicau, Gibran menjemputnya di puskesmas tadi.

"Makan dulu yuk," Ajak Gibran, pria itu duduk di samping istrinya, menyaksikan keadaannya yang mengenaskan. "Atau Gue bawa sini aja sarapannya? Gue suapin?" Tanyanya memastikan, kasihan sekali dengan Asha yang wajahnya tampak tak memiliki tenaga.

Gibran kembali berdiri dan menuju meja makan, mengambil piring yang berisi nasi kuning dengan lauk telur mata sapi yang disambal dengan tomat, ia membelinya di pinggir jalan tadi. Pria itu kembali duduk, bersiap menyuapkan nasi ke mulut istrinya, namun gerakannya terhenti, ia teringat sesuatu.

Gibran kembali berdiri, mengambil air minum di gelas, membawanya kembali pada Asha. "Minum dulu," Ujarnya menyodorkan gelas itu, Asha menerimanya, ia memperbaiki duduknya lalu kemudian minum dengan pelan.

"Nggak apa-apa, besok terakhir, sedikit lagi." Ia menghibur Asha, perempuan itu tersenyum. Entah sejak kapan Gibran menjadi seperti ini. Tiba-tiba saja Asha mendekat, merengkuh Gibran dengan erat, mencium wangi tubuh pria itu. Rasanya sebagian lelahnya pergi menguap begitu saja. Gibran terheran, piring di tangan kiri dan sendok di tangan kanan menghalangi pergerakannya, kaku, jadi ia hanya akan menerima pelukan dari Asha tanpa membalasnya.

"Mau pelukan dulu atau makan dulu?" Tanyanya, sebab Asha tidak juga melepasnya padahal waktu berlalu lumayan lama. Asha terkekeh, ia kemudian melepaskan pelukannya, lalu memasukkan sendok ke dalam mulutnya.

"Hammm,"

Gibran terkekeh, ia tak habis pikir dengan sifat kekanak-kanakan Asha. Wanita itu terlalu dewasa untuk bersikap imut.

Gibran menyendok lagi, menyuapkan pada Asha, namun ketika perempuan itu hendak makan, Gibran memutar arah sendok dan memasukkan ke dalam mulutnya. Keduanya tertawa, Asha memukul pahanya.

"Sabtu ahad kita ke rumah nenek gimana?" Tanya Gibran setelah keduanya makan dengan tenang. Asha tidak menjawab, masih menikmati sarapannya, mengunyah dengan pelan.

"Boleh, kita istirahat disana, mumet banget pala gue," Asha mengeluh, namun terlihat lucu karena ia berbicara dengan mulut yang penuh. Gibran tidak tahan lagi, perempuan itu sangat-sangat menggoda imannya yang cuma seujung kuku. Ia begitu saja mencium pipi Asha, mengisapnya kencang. Asha terpekik.

"Aaa Gibran!!! Apa sih!!!"

Sepertinya perempuan itu terkejut, ia reflek memukul dada Gibran, sementara pria itu hanya tertawa terpingkal-pingkal. Asha mengusap pipinya yang basah kena air liur Gibran, dan jangan lupakan sisa-sisa makanan yang belum habis tertelan dari lelaki itu.

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang