Begin Again 5

75 7 0
                                    

Tekan vote dulu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tekan vote dulu!

Tekan vote dulu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Malam itu, Gibran meninggalkan kost Asha setelah memastikan Perempuan itu tidur dengan nyeyak. Menangis semalaman dan Gibran tidak tahu cara menghiburnya, Jadi lelaki itu hanya memeluknya sampai Asha Lelah menangis dan Perempuan itu tertidur dalam pelukannya.

Lalu besoknya, Gibran datang untuk mengantar Asha ke kampus karena Perempuan itu ada lab pagi-pagi sekali, namun ternyata Asha sudah pergi. Di kampus pun mereka jarang bertemu, tepatnya Asha seperti sedang menghindarinya, beberapa kali mereka berpapasan, Gibran memanggilnya, atau lelaki itu mengirim pesan mengajaknya keluar untuk makan bersama, tapi Asha selalu memiliki alibi untuk menghindarinya.

Gibran pun sebenarnya penasaran, tapi Asha tentu tidak tahu apa-apa selain fakta menyedihkan itu. Untuk kejelasannya tentu saja ia harus bertanya pada Tante Dila, tapi tentu hal itu tidak akan berjalan dengan baik. Satu-satunya yang bisa ia tanyai hanya Mama.

Gibran mengaktifkan speaker ponselnya, meletakkan benda itu di samping piringnya. "Asha sedih banget sih, kayaknya, Mah. Dari kemarin kerjaannya ngelamun mulu, atau nggak nangis aja, terus akhir-akhir ini kesannya kayak ngehindarin Adek."

Terdengar helaan nafas berat mama di seberang sana, Gibran menyendok bubur ayamnya untuk masuk ke dalam mulut. "Adek harus ngapain, Mah?" lelaki itu juga pasti bingung. Hanya dia yang Asha punya di tempat ini. sebagai keluarga, Ia tak mungkin jika harus abai dan sok tidak peduli. Anggap saja sebagai rasa terima kasihnya karena perempuan itu merawatnya beberapa hari yang lalu.

Dan... Asha adalah wanita pertamanya, Ia adalah lelaki pertama bagi perempuan itu juga. Rasanya... Ia akan terdengar brengsek sekali jika seandainya ia abai. Asha adalah sepupunya, dan... Hubungan keduanya rumit sekali.

"Adek mending jangan bahas atau singgung apapun tentang hal ini, tentang rencana pernikahan itu juga, terus mungkin lebih baiknya Adek juga ngawasin Asha dari jauh aja. Dia pasti merasa malu kalau ketemu Adek."

"Mama mohon jagain Asha, yah."

"Iya, Mah. Yaudah, Adek tutup teleponnya, Dah."

Gibran mengakhiri panggilannya, laki-laki itu kemudian membuka aplikasi twitter, mencari akun Asha, menekan profilnya. Lelaki itu mengecek postingan terbaru, namun tidak ada. Ia menarik turun jarinya, merefresh aplikasi tersebut, mungkin saja jaringan sedang tidak stabil, namun ia tidak mendapati apapun. Ia hanya bisa berharap, semoga Asha baik-baik saja.

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang