***Di vote dulu yah, makasih 😘
Beberapa hari belakang ini Asha banyak berfikir tentang skenario jika seandainya ia harus mencari tahu tentang kedua orang tua kandungnya, berimajinasi tentang apa yang akan terjadi, dan solusi apa yang ia akan ambil jika seandainya ia memiliki kendala dalam menempuh perjalannya, terutama tentang solusi untuk mengatasi jika suatu saat nanti Ayah dan Ibu membuangnya juga, ia berfikir untuk menerima perjodohan yang direncanakan Nenek, walau sebenarnya ia juga tidak tahu, bahwa pilihan itu bukan pilihan yang paling terbaik. Namun membayangkan ia harus hidup susah sementara seumur hidupnya ia hanya tinggal menyebutkan dan keinginannya terkabul, membuat Asha lagi dan lagi harus menekan rasa tidak tahu malunya. Yah... Ia tidak tahu malu, dan juga... Licik, karena ia berniat memanfaatkan rencana pernikahannya dengan Gibran. Mungkin saja ia hanya perlu hidup secukupnya dengan Gibran dan tidak perlu bahagia dengan adanya cinta.
Asha tidak tahu berapa lama ia melamun di depan jendela kamarnya, namun yang pasti adalah air matanya sudah habis untuk kembali menangis. Ponselnya berdenting, membuyarkan fokusnya dari sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari kostnya. Ia melihat pop up pesannya, menampilkan pesan dari nomor tidak di kenal.
Gue tau rahasia besar Lo.
Sekali lagi berdenting.
Lo anak pungut, kan?
Gue akan jaga rahasia Lo, dengan syarat Lo harus ngejauhin Gibran.
Apalagi ini? tidak cukupkah ia mendapatkan dua kenyataan pahit ini? kenapa harus ada lagi masalah baru?
Asha mengabaikan pesan itu, perempuan itu bergerak dengan malas, berdiri dari beanbagnya dan menjatuhkan diri di atas kasur yang terlihat berantakan.
Kenyataan itu menyita waktunya, membuat hari-harinya buruk dan ia tidak bisa mengatur waktunya dengan baik. Ia lebih banyak melamun, menangis, lalu sesekali tertawa seperti orang gila, dan terakhir ia banyak tidur. Dan kali ini, Asha ingin kembali tidur, namun laporan yang harus di periksa besok membuatnya memaksa diri untuk bangun. Perempuan itu menarik nafas panjang, mengikat rambutnya dengan asal sembari berjalan ke arah dapur, mencuci wajahnya dengan air yang keluar dari keran washtafel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin Again
Teen FictionAsha dan Gibran adalah sepupu, Setidaknya seperti itu yang mereka tahu sampai akhirnya suatu rahasia besar terbongkar. Asha hanyalah anak pungut. dan demi menyelamatkan kehidupan mewahnya, ia dengan terpaksa harus setuju menikah dengan Gibran. Hubu...