Begin Again 15

73 8 3
                                    


Haloooooo!!!
Kangen nggak? Gue kangen lohhhh...
Dasar emang yah, karena kejar tayang yang ini sama AU Verji di tiktok jadi kadang suka ngilang wkwkwk.

Besok-besok nggak lagi deh gue garap dua cerita sekaligus, masalahnya nih gue pemula... Mana kerja juga.

Sebenarnya ini lagi libur tiga minggu sih, cuma nggak tau kenapa bawaannya jadi lupa kalo ada yang kejar tayang wkwkwk.

Udah deh ceritanya.

Apa kabar semua? Baik yah gue harap.

Kita mulai dengan yang manis-manis yah... Apa kira-kira?

Yup, Ini dia....

Udah vote belum? Vote dulu yukkk 🤗

Asha mengumpati dirinya sendiri saat menyadari ia baru saja masuk ke dalam pusaran bahaya. Kelab yang dimaksud tetangga Elina tadi bukanlah kelab biasa. Ini adalah tempat perjudian dan mungkin saja tempat pelacuran. Ia berkali-kali menyesali pilihannya masuk ke dalam tempat ini, suara musik yang keras membuatnya tidak bisa mendengar apa-apa, orang-orang sibuk berjudi dan bermain perempuan. Asha mendekati meja bar, berniat bertanya disana.

"Elina ada nggak?"

Seorang perempuan yang sedang mengelap gelas panjang itu menoleh, mengerutkan kening.

"Saya temannya Elina, tau Elina?"

Perempuan itu mengangguk, "Boleh tolong panggilkan?" Ujar Asha.

Perempuan itu meninggalkan kegiatannya, ia memasuki ruangan lebih dalam, lalu selang beberapa waktu kemudian Elina datang dengan wajahnya yang sembab. Sontak Asha mendekat, khawatir sesuatu telah terjadi.

"Kenapa kak?" Ia bertanya.

Asha dan Elina memang tidak terlalu dekat, dia juga lebih tua setahun dari Asha. Walau Gibran memanggilnya dengan nama saja, tapi tidak berlaku bagi Asha.

Elina menarik tangan Asha, membawanya keluar dari tempat itu, ke depan, di dekat parkiran.

"Kamu kenapa kesini?" Tanya Elina, ia celingak celinguk mengawas, seperti sedang takut di pergoki seseorang.

"Kak Elina telpon aku kan tadi sore? Kenapa?"

Karena seorang pria berbaju hitam baru saja melihat keduanya, Elina kembali membawa Asha menjauh, ke parkiran yang sesak dengan mobil-mobil mewah.

"Naik motor?" Elina tidak menjawab pertanyaan Asha tadi, ia malah balik bertanya. Asha mengangguk saja, ia ikut kebingungan, ikut panik karena Elina seperti sedang berusaha bersembunyi.

"Dimana?"

Lalu Asha membawa Elina di mana tempat motornya berada. Sekali lagi Elina melihat pintu masuk, kini dua orang pria sedang memperhatikannya.

"Jangan bilang sama orang rumah tentang aku dan tempat ini, kamu pulang sekarang!" Elina memaksa Asha untuk pergi, perempuan itu bahkan sampai membantu Asha untuk naik ke motornya, membantu mengeluarkan motornya dari sesaknya parkiran.

"Kenapa sih kak? Ada apa?" Asha masih bertanya ditengah kebingungannya. Padahal ia berniat datang kesini untuk membawa Elina pulang, tapi malah disuruh pulang.

Dua orang lelaki yang terus mengawasinya kini berjalan mendekat, membuat Elina tak punya pilihan lain.

Ia ikut naik ke atas motor Asha, menepuk bahu Asha agar segera pergi dari sana. "Cepettan Sha, ceppettan!"

Asha melakukan yang di perintahkan, ia membawa motor dengan kebut-kebutan, padahal ia belum terlalu lancar membawa motor karena sejak kejadian di vila kemarin Gibran melarangnya membawa motor.

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang