Begin Again 14

50 6 2
                                    

Haloooo!!!
Gimana Kabarnya? Baik kan?

Sorry baru bisa muncul sekarang, Maklum saya kerja, Buat orang-orang yang masih ngikutin cerita ini, Makasih banyak, makasih banyak-banyak pokoknya.

Sebelum kita lanjut, kita intip-intip dulu yuk Gibran lagi ngapain? Hehehe

Sebelum kita lanjut, kita intip-intip dulu yuk Gibran lagi ngapain? Hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata lagi main futsal, hehehe...

Sebelum lanjut, tekan dulu bintangnya, Oke?

Udah di tekan belum? Tekan dulu bintangnya!!!

Terus....

Kita bakar di kolom komen, Yuhuuu!!!

***

Rencananya besok habis subuh mereka akan kembali ke kota, pagi-pagi Asha ada kuliah, begitu juga dengan Gibran. Sudah lewat dua puluh empat jam tapi belum ada pembicaraan diantara mereka, kadang Asha berfikir bahwa kali ini ia yang harus minta maaf, namun sebagian dari dirinya tidak terima. Ia tidak menolak Gibran, ia hanya belum siap... Mungkin.

Asha teringat dengan berkas Fotocopy Kartu Keluarga yang diminta untuk pembuatan Kartu Keluarga yang baru. Ia tidak punya di rumah, jadi beruntung ia ingat sekarang, ia akan mencarinya, atau meminta langsung ke Ibu.

Ia pergi ke dapur mencari Ibu, apalagi kalau bukan untuk menanyakan Kartu Keluarga. Ia lihat Ibu sedang duduk bersama Ayah yang sedang minum kopi.

"Kenapa Nak? Butuh sesuatu?" Ibu bertanya saat Asha muncul di pintu masuk dapur. Asha tersenyum, ia mendekat.

"Butuh Fotocopy KK buat bikin KK baru," Ia menyengir, agak malu. Tidak disangka bahwa ia akan mengurus KK baru, setidaknya bukan karena keluar dari keluarga dari Keluarga ini, melainkan masuk lebih dalam lagi.

"Ooo, ada di dalam map lemari yang di kamar Ibu, sebentar Ibu ambilkan." Ibu hendak berdiri, tapi Asha menahannya, "Nggak Bu, biar Asha yang ambil, Ibu duduk lagi temani Ayah." Dan wanita paru baya itu kembali duduk, sementara Asha keluar dari dapur dan menuju ke kamar Ibu yang letaknya bersembalahan dengan dapur.

Asha membiarkan pintu terbuka, ia mulai memperhatikan kamar Orangtuanya yang terlihat rapih dan bersih, ada wangi lembut disana, Asha suka sekali. Ia duduk di atas kasar, merasakan empuknya kasur, lalu ia ingin lebih, tidur disana, tengkurap, sembari menghidu selimut yang memiliki wangi seperti wangi Ibunya.

Sesaat ia terlena, namun teringat dengan tujuannya datang ke kamar ini, jadi ia bangun dengan hati yang berat, turun dari kasur dan mendekati lemari lebih dulu. Ia mencari disana, hanya ada pakaian yang terlipat dengan rapih, ia buka pintu lemari sebelahnya, ada kemeja Ayah yang tergantung, Asha mencari-cari, tapi tidak ada map yang Ibu maksud disana. Ia beralih ke nakas, menarik laci dan menemukan sebuah sisir dan senter kecil. Lalu Asha beralih ke meja rias, membuka laci, hanya ada amplop-amplop terlihat kusam. Asha hendak menutup laci, namun sisi dari amplop hitam menaik perhatiannya. Ada tulisan di ujung amplop, yang tulisannya sangat mirip dengan tulisan tangannya.

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang