40. Going Home

200 12 8
                                    

Seharusnya hari ini Cherry dijemput oleh si kembar Riel dan Niel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharusnya hari ini Cherry dijemput oleh si kembar Riel dan Niel. Tetapi gadis itu menolak. Hari ini Archer tak memiliki jadwal untuk mengikuti pelajaran tambahan atau pun les. Jadi ia ingin memanfaatkan kesempatan itu untuk berduaan dengannya. Tak ada pilihan lain. Riel dan Niel pun mau tak mau mengabulkannya.

Berhubung masih ada satu tugas yang harus dikerjakan, Archer memilih untuk membawa Cherry ke apartemennya. Cherry langsung berlari masuk begitu Archer membuka pintu. Sedang sang empunya tempat berganti pakaian, Cherry sibuk berkeliling dan menjelajahi setiap sudut.

Cherry yang sedang duduk menikmati pemandangan dari balkon apartemen adalah hal pertama yang tertangkap oleh indra penglihat Archer, sesaat setelah menutup pintu kamar. Terus ditatapnya Cherry dari balik dinding berbahan kaca itu.

Melihat Cherry yang sudah asyik dengan dunianya, buru-buru Archer meraih buku dan alat tulisnya. Sesekali kepalanya menoleh ke belakang, melirik Cherry untuk memastikan gadis itu tidak melakukan hal ceroboh yang bisa saja menyakitinya.

"Lho? Di bawah ada taman bunganya juga ya, Kak?" Archer memberi sahutan singkat sebagai jawaban, sedang kedua matanya tetap tertuju pada kertas putih di hadapannya. "Cantik banget. Aku boleh main ke situ gak, Kak?"

"Boleh. Tapi tunggu tugas aku selesai, ya."

"Yah... Kok gitu, Kak?"

"Kamu gak boleh turun sendirian. Bareng aku aja nanti."

Suara helaan napas sayup-sayup terdengar oleh kedua telinga Archer. Namun ia memilih abai. Cherry itu ceroboh dan penuh dengan kejutan. Bukan tak mungkin ia akan melakukan hal yang tak bisa Archer prediksi jika dibiarkan turun seorang diri. Di belakang sana, Cherry mulai berjalan dengan langkah yang gontai. Seiring dengan bokongnya yang bertemu dengan lantai, ia kembali menghela napas.

Namun ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

Ada embun tipis yang menempel di kaca. Jari telunjuknya pun tak tahan untuk segera bergerak dengan lincah. Membentuk pola abstrak sebagai pelampiasan kekecewaannya karena keinginan yang tak diindahkan oleh Archer.

Ide jahil mendadak melintas di benaknya. Tubuhnya mencondong ke depan, diikuti oleh wajahnya yang juga ikut dicondongkan. Tawanya terdengar seraya dengan tubuhnya yang kembali dijauhkan dari kaca.

"Kok tiba-tiba ketawa?"

"Kak Archer lihat sini deh."

Archer melentingkan tubuhnya ke belakang. Matanya langsung tertuju pada arah yang ditunjuk oleh jari telunjuk kekasihnya. Ada embun tipis dan noda seperti minyak yang menempel pada kaca pembatas antara ruangan itu dan balkon.

"Itu apa?"

"Bekas mukaku hehe."

"Hah?"

Merasa ada yang tak beres, Archer segera menutup bukunya dan menghampiri gadis pendek yang masih menertawai perbuatannya sendiri. Ada noda minyak yang samar-samar membentuk wajah manusia pada kaca itu. Pandangannya kemudian berganti kepada Cherry, lalu kepada kaca dan kembali kepada Cherry.

ARCHERRY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang