43. I Promise U

153 8 3
                                    

Tepat pukul 10 lewat 15 menit, Archer sampai ke tempat tujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat pukul 10 lewat 15 menit, Archer sampai ke tempat tujuan. Sebuah jalan lurus yang sedikit gelap. Hanya ada beberapa lampu jalan
di sisi dan kanannya yang cahayanya sudah mulai meredup. Di depan sana sudah ada belasan teman tongkrongannya yang menunggunya.


"Akhirnya lo dateng juga."

"Kok agak telat, Ar? Abis ngurusin degemnya ya?" Archer tertawa mendengarnya. Pertanyaan itu sudah pasti merujuk kepada kekasihnya.

"Yoi. Jomblo kayak lo mana ngerti," sarkasnya.

"Sialan lu!"

"Mereka belum dateng?"

Lelaki itu melirik jam tangannya. "Palingan bentaran lagi."


Detik berganti detik. Menit berganti menit.

Waktu hampir menunjukkan pukul setengah sebelas malam saat tiba-tiba suara bising samar-samar terdengar dari ujung jalan. Suaranya makin mendekat, disusul cahaya lampu sorot motor yang berwarna putih dan kuning.

Gerombolan pemotor itu berhenti tepat di hadapan Archer dan kawan-kawannya. Satu per satu mulai melepas helm dan memisahkan diri dari kendaraan masing-masing. Salah seorang yang berada paling depan maju mendekati Archer.


"Archer my bro. Kayaknya udah lama banget ya kita gak main bareng?" Tetapi Archer hanya diam. Matanya terus menyorot lelaki itu dengan tatapan tak minat.

"Kayaknya agak kurang ya kalau gak ngebacot dulu sebelum nyerang? Oh gue tahu. Biar kita emosi, terus gak fokus terus lo bisa menang? Ternyata se-takut itu lo kalah dari kita," celetuk salah satu teman Archer.

"Kalau dengan begitu gue bisa menang, kenapa enggak?" Senyuman licik terpatri di wajahnya.


Kedua pemimpin melangkah mundur. Memberi kode kepada masing-masing pasukannya untuk maju. Tanpa rasa takut keduanya saling serang dan mempertahankan diri. Sunyinya malam tergantikan dengan teriakan dan umpatan-umpatan yang terus bersahutan.

Tak hanya bermodalkan tangan kosong, beberapa diantara mereka juga membawa balok kayu dan tongkat bisbol.


"Maju lo anjing!"

"Gua habisin lu semua!"

"Gak gentar gua! Gak gentar!"

"Mati lo semua, sat!"


Erangan kesakitan mulai terdengar. Beberapa diantaranya mulai tersungkur dan menahan rasa sakit di beberapa titik tubuhnya. Archer ada di tengah pasukannya. Berusaha sekuat tenaga untuk mem-back up teman-temannya yang terpojok.

Dari arah kanan seorang berlari sambil mengayunkan tongkat bisbol kepada Archer. Beruntung Archer sigap menghindar. Ancang-ancang diambil lalu mulai melancarkan serangan balik. Kaki kanannya melayangkan tendangan keras pada tangan lelaki itu hingga tongkat bisbol terlepas dari pegangannya.

ARCHERRY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang