Happy reading...
_______
Setelah mengantarkan Arlena dengan selamat, Marcell kembali mengemudikan mobilnya. Bukan menuju kantor, pria itu memilih pulang ke rumah. Melihat penampilannya yang tak memungkinkan kembali ke kantor.
Tin.
Marcell menyalakan klakson mobilnya setelah sampai di kediamannya.
“Itu kan, mobil bang Nathan?” Ucapnya dalam hati.
Pria itu melihat sebuah mobil terparkir di garasi.
Ia keluar dari mobil dan melangkah masuk ke dalam rumahnya.
Rumah tampak ramai, terdengar suara anak kecil yang sangat ia kenali. Siapa lagi jika bukan kedua keponakannya.
Pria itu tampak tersenyum saat membuka pintu utama, benar dugaannya.
Kedua keponakannya sedang berada di rumah ini.
“Om Acell,” pekik si pemilik suara cempreng, Nayla.
Berbeda dengan si kecil Shania yang sangat anteng di pangkuan sang Daddy, dengan asyik menyedot botol susunya.
Gadis yang mulai beranjak remaja itu tampak senang melihat kedatangan sang paman.
Marcell melangkah mendekat kearah mereka.
Mereka kini tengah berkumpul di sana, ada Nathan dan juga istrinya.
“Woi, Cell. Baju Lo basah banget, ngapain hujan-hujanan, kek anak kecil aja Lo,” ledek Nathan saat melihat penampilan sang adik.
Marcell memutar bola matanya malas, ia tak menanggapi ucapan Nathan.
“Tumben kamu udah pulang, Cell?” Tanya Nyonya Mitha.
Marcell mendudukkan dirinya di sofa kosong sebelah Nayla. Gadis kecil yang beranjak remaja itu tampak bergeser, karena tak ingin dekat-dekat dengan sang paman.
“Iya, Ma. Tadi habis nganter Lena pulang,” jawab Marcell.
Nathan yang tengah meminum kopinya pun tersedak mendengar bahwa sang adik mengantar sosok yang saat ini sangat dihindari oleh pria itu sendiri.
Uhukk
Pria beranak dua itu meletakkan cangkirnya kembali.
“Gak salah Lo nganter Lena? Bukannya Lo risih sama tuh cewek, ya?” Tanya Nathan tampak tak percaya.
“Iya, benar apa kata Nathan. Udah lama juga kamu gak deket sama Lena. Ada apa? Apa kalian sudah dekat lagi?” Timpal Nyonya Mitha.
Kening Marcell berkerut, “gak juga. Biasa aja.” Jawabnya santai.
“Oh, ya?” Ucap nyonya Mitha seolah tak yakin.
Pria itu mengedikkan bahunya, “terserah kalo gak percaya.”
Si kecil Shania tampak tertidur di pangkuan sang Daddy. Bapak dua anak itu meminta sang istri untuk menidurkan Shania di kamarnya.
“Nad, Shania nya bawa ke kamar ya,” ucap Nathan seraya menyerahkan sang anak kepada istrinya.
“Iya, Mas. Sini Shania nya,” sahut Nadya.
Istri Nathan itu mengambil alih sang anak. Wanita itu bangkit dan berpamitan lebih dulu sebelum berlalu pergi menuju lantai atas.
Nathan menegakkan tubuhnya, pria itu tampak memasang wajah seriusnya.
“Oh, iya. Kata Mama, Lo udah punya calon istri? Siapa? Orang mana? Tinggal dimana? Gue pengen tau siapa orangnya, kok dia mau sih sama Lo yang... Ah! Pokoknya gak ada asyik-asyik—” cerocos Nathan yang tentu langsung mendapat timpukan bantal dari Marcell.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, my boss!
Short Story"Kenalin, Ma. Ini Sasya, calon istri aku," ucap Marcell dengan santainya mengatakan bahwa Sasya adalah calon istrinya. What? Calon istri?! Oh, no! Sasya kira, pak Marcell hanya akan memperkenalkannya sebagai pacar saja. Namun, tidak di duga, pria it...