Chapter 13. Tak suka

2.6K 152 15
                                    

Happy reading...

_______

Tanpa sadar sejak tadi Sasya dan Erick saling berpegangan. Lebih tepatnya Sasya yang belum menyadari itu. Sementara Erick, lelaki itu mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Ya, ia sengaja tidak menegur Sasya agar gadis itu tetap menggenggam tangannya.

Kapan lagi kan, ya? Pikir Erick.

“Hosh...hosh...”

Sasya mengatur nafasnya, lalu ia menoleh ke belakang. Gadis itu tampak bernafas lega, seraya mengusap dadanya.

“Untung dia gak ngejar, lagian kenapa dia pake ngeliat gue segala sih?” Gumamnya.

“Ekhem,”

Suara deheman Erick membuat Sasya menatap lelaki itu dengan alis yang terangkat satu.

Erick menatap balik, tak lupa dengan senyuman yang terlihat menyebalkan menurut Sasya.

Entahlah mengapa ia bisa bertemu dengan lelaki yang sikapnya selalu menyebalkan, pikirnya.

“Nggak Marcell, nggak Erick. Keduanya sama-sama nyebelin!” Ucap Sasya dalam hati.

“Ngapain liat-liat?!” sewot Sasya.

Bukannya menjawab, lelaki itu malah menaik turunkan alisnya seraya melirik ke bawah.

“Apa-apaan sih nih cowok, gak jelas banget?!” gerutunya dalam hati.

“Nyaman ya, Mbak?” Ucap Erick tersenyum menggoda.

“Hah?” beo Sasya seraya mengerutkan keningnya, bingung.

Gadis itu mengerjapkan matanya, seketika ia sadar tangannya ternyata masih menggenggam tangan Erick.

Segera melepaskan tangannya dari lelaki asing itu. Ia merutuki dirinya dalam hati, mengapa bisa ia mengajak lelaki itu untuk ikut berlari dengannya, pikirnya.

“Ih, apa-apaan sih. Modus Lo, ya?!” Sentaknya dengan reflek mengusap-usapkan tangannya pada baju lelaki itu, seolah-oleh jijik berpegangan tangan dengan Erick.

“Eh, eh, apaan nih.” Ujar Erick seraya mundur perlahan.

Sasya menatap Erick dengan tajam, rasa kesalnya tak bisa reda. Rasanya sejak tadi ia bawaannya emosi terus.

Tanpa sepatah kata pun, Sasya berlalu pergi begitu saja. Meninggalkan Erick yang berteriak memanggilnya.

Sasya terus berjalan, hingga tiba-tiba teringat sesuatu, ia pun menghentikan langkahnya.

“Tunggu, gue ke sini kan tadi naik taksi. Terus...tadi ngapain juga gue ke area parkiran?” Monolognya dengan ekspresi yang berbeda.

Gadis itu menepuk keningnya, tak habis pikir dengan tingkahnya itu.

Ya, Sasya sengaja tidak membawa mobil. Ia pergi menggunakan taksi online, karena sedang malas menyetir.

Ia menoleh ke belakang, Erick masih berada di tempat yang tadi. Seketika gadis itu tersenyum dan berjalan mendekat kearah lelaki itu.

“Hm, mumpung ada cowok itu. Kenapa gak sekalian minta anter aja? Lumayan, gratis, hehe...” Batin Sasya.

Erick menatap Sasya dengan heran, ada apa dengan gadis itu? Kenapa tiba-tiba ia tersenyum kepadanya, padahal sejak tadi gadis itu menatapnya dengan wajah juteknya, pikirnya.

“Ekhem, Erick... Hm, Lo mau nganterin gue gak?” Ujar Sasya seraya tersenyum manis.

Lelaki itu menaikan sebelah alisnya, “nganterin kemana?” Tanyanya.

Hello, my boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang