Chapter 20. Kejujuran

2K 147 7
                                    

Happy reading...
______

Seorang wanita paruh baya membuka pintu kamar sang anak. Sejak tadi ia sudah mengetuk pintu dan juga memanggil-manggil sang anak namun tak ada sahutan dari dalam.

Karena penasaran, wanita paruh baya itu pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.

“Marcell kemana sih dari tadi dipanggil gak nyaut-nyaut,” ucapnya.

Ia menatap pintu kamar mandi yang tertutup, lalu wanita paruh baya itu menganggukkan kepalanya.

“Oh, lagi mandi kayaknya.” gumamnya.

Nyonya Mitha tak sengaja melirik ponsel sang anak. Ia menatap pintu kamar mandi yang masih tertutup itu.
Ia tersenyum seraya melirik ponsel yang tergeletak diatas nakas. Dengan perlahan meraih ponsel itu.

“Huh, aman.” gumamnya dengan mata yang melirik pintu kamar mandi.

Nyonya Mitha membuka kontak yang tersimpan di ponsel sang anak. Ia berniat mencari nama Sasya dikontak itu.

Bibirnya tertarik membentuk senyuman, “akhirnya ketemu,” gumamnya.

Wanita paruh baya itu segera menyimpan nomor Sasya di ponsel miliknya.

Setelah selesai, ia mengembalikkan ponsel itu di tempatnya semula. Bertepatan dengan Marcell yang keluar dari kamar mandi.

“Mama, lagi apa?” Panggil Marcell seraya bertanya.

Nyonya Mitha cukup terkejut mendengar suara sang anak. Ia dengan dengan reflek menatap sang anak karena mendengar suaranya.

“Eh, ng-nggak. Itu, Kamu Mama panggil dari tadi gak nyaut-nyaut. Yaudah deh mama masuk, eh ternyata kamu nya lagi mandi.” Jelas Nyonya Mitha.

“Yaudah ya, Mama mau ke bawah.” ucapnya melenggang pergi.

Selepas sang Mama keluar dari kamarnya, Marcell segera bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.

Sementara dilantai bawah, Nyonya Mitha tampak tersenyum senang setelah mendapatkan nomor Sasya. Tiba-tiba senyuman itu menyurut, setalah mengingat suatu hal.

Awalnya wanita paruh baya itu akan langsung menghubungi Sasya, namun tak jadi.

Kini, ia berjalan ke ruang makan yang mana sang suami tengah menunggu dirinya.

“Mama lama banget? Ngapain aja? Marcell mana?” Tanya Tuan Ronal.

Nyonya Mitha mendudukkan dirinya terlebih dahulu, lalu menjawab pertanyaan sang suami. “Marcell baru selesai mandi, Pa.”

“Kita makan duluan aja,” sambungnya seraya mengambilkan nasi dan lauknya untuk sang suami.

Beberapa menit berlalu, sepasang suami istri itu sudah selesai sarapan dan sang anak baru saja menampakkan dirinya.

“Pagi, Ma, Pa.” Sapanya.

“Pagi juga, Cell.” sahut Nyonya Mitha.

Berbeda dengan sang suami yang hanya berdehem saja. Pria paruh baya itu bangkit dari duduknya.

Marcell yang baru bergabung itu menatap meja makan.

“Kalian sudah selesai makannya?” Tanyanya menatap sang Papa dan sang Mama bergantian.

“Iya, nunggu kamu lama.” Jawab Tuan Ronal.

Pria paruh baya itu melirik jam tangannya, lalu menatap sang istri.

“Ma, Papa berangkat sekarang, ya.” Pamitnya.

“Yaudah, hati-hati.” Ucap Nyonya Mitha seraya tersenyum.

Hello, my boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang