Happy reading...
_______
Disebuah rumah mewah berlantai dua, terlihat seorang wanita paruh baya yang tampak kesal menatap layar ponselnya.
“Anak ini, benar-benar kurang ajar! Main matiin gitu aja,” gerutunya.
Wanita paruh baya itu berdecak, “ck. Susah banget nyuruh Marcell buat bawa Sasya ke rumah lagi,” ucapnya.
Tiba-tiba terdengar suara bel rumah berbunyi. Wanita paruh baya itu segera memanggil sang pelayan.
“Bibi,” panggilnya.
Pelayan yang dipanggil pun segera menghampiri.
“Iya, Nyonya.” Sahut pelayan itu.
“Ada tamu, tolong bukain pintu ya.” ucap Nyonya Mitha.
Pelayan itu mengangguk, “baik, Nyonya.”
Bibi pelayan itu segera melangkah menuju pintu utama.
Cklek.
“Hai, bibi. Neneknya ada?” ucap seorang gadis remaja dengan masih mengenakan seragam sekolahnya.
Bibi pelayan itu tersenyum ramah, “Ada non, ayo masuk.” sahutnya.
Gadis remaja berseragam SMP itu masuk ke dalam rumah sang nenek.
Sementara Nyonya Mitha masih menggerutu kesal akan tingkah sang anak.
“Nenek!” panggil Nayla seraya melangkah mendekat kearah sang nenek.
Wanita paruh baya itu menoleh mendengar suara sang cucu. Senyuman terlukis di wajahnya, moodnya begitu cepat berubah.
“Nayla. Kamu sama siapa ke sini?” Ujar Nyonya Mitha bertanya.
Nayla mendudukkan dirinya di sofa sebelah Nyonya Mitha. “Aku sendiri, Nek. Pulang sekolah langsung ke sini,” jawabnya.
“Udah bilang sama Daddy belum?” Tanya wanita paruh baya itu pada sang cucu.
Gadis remaja itu cengengesan, “hehe, belum, Nek.”
Nyonya Mitha memukul pelan lengan sang cucu, “Kebiasaan. Kalau mau kemana-mana itu harus bilang dulu, biar gak bikin khawatir.” ucapnya menasehati.
Wanita paruh baya itu beralih menatap sang bibi pelayan. Ia meminta dibuatkan jus kepada bibi pelayan itu.
Tak membutuhkan waktu lama, bibi pelayan itu kembali lagi dengan membawa nampan berisi dua gelas minuman.
“Ini minumannya, Nyonya dan non Nayla.” ujarnya seraya meletakkan dua gelas itu di meja.
“Makasih, bi.” ucap Nayla tersenyum.
“Sama-sama, non.” sahut bibi pelayan sebelum berlalu pergi.
Gadis remaja itu meneguk jusnya, lalu meletakkannya kembali. “Oh iya, Nek. Om Acell masih di kantor?” Tanyanya.
Nyonya Mitha tak langsung menjawab karena ia sedang meneguk jusnya.
Tak.
Gelas itu diletakkan kembali.
“Iya, Om kamu masih di kantor. Kenapa? Kangen?” balas Nyonya Mitha menggoda sang cucu.
Nayla mendengus, “siapa yang kangen. Orang aku nanya doang kok.” ucapnya.
Wanita paruh baya itu mengangguk-anggukkan kepalanya, “hem.. iya, iya, percaya deh.”
“Kalian itu kalau ketemu gak pernah akur tapi, kalau gak ada aja ditanyain. Ada-ada aja kalian ini,” cerocos Nyonya Mitha seraya menggeleng kepala mengingat tingkah anak dan cucunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, my boss!
Historia Corta"Kenalin, Ma. Ini Sasya, calon istri aku," ucap Marcell dengan santainya mengatakan bahwa Sasya adalah calon istrinya. What? Calon istri?! Oh, no! Sasya kira, pak Marcell hanya akan memperkenalkannya sebagai pacar saja. Namun, tidak di duga, pria it...