Chapter 2. Kekesalan Sasya

3.4K 232 29
                                    

Happy reading....

_________

Pria itu tampak melamun, ia memandangi layar ponselnya yang sedang dipegang olehnya. Terlihat sebuah gambar seseorang. Bibirnya membentuk sebuah senyuman namun, berbanding balik dengan hatinya.

Seketika ia teringat dengan kejadian beberapa bulan yang lalu, dimana untuk pertama kalinya ia menyatakan perasaan pada seseorang. Seorang wanita yang mampu membuatnya merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama.

Senyuman manis wanita itu kini masih terbayang-bayang dibenaknya. Entah mengapa sampai saat ini ia masih memikirkan wanita itu.

Bagaimana kabarnya saat ini?

Apakah dia baik-baik saja?

Semua pertanyaan itu hanya bisa dipendam. Nomor ponsel wanita itu sudah tidak aktif, mungkin Inez sudah mengganti nomornya, pikirnya.

"Inez," ucapnya dalam hati.

Helaan nafas keluar dari bibir pria itu, pandangannya masih menatap layar ponselnya.

"Ternyata tidak semudah itu melupakan kamu, Nez." Ucapnya.

"Andai kamu belum menikah, mungkin..." ucapnya lagi menggantungkan kalimatnya.

"...kita bisa bersama." Sambungnya.

Pria itu kembali melamun, sehingga tidak menyadari seseorang masuk ke dalam ruangannya. Seorang wanita itu mendudukkan dirinya di kursi tempat sekretaris, yang beberapa bulan lalu di tempati oleh Inez.

"Cantik, tapi sayang..." ucapnya dalam hati.

"Istri orang." Sambungnya entah sadar atau tidak ia mengucapkannya bukan dalam hati.

Seorang wanita yang duduk di meja sekretaris itu menoleh saat mendengar sang atasan mengatakan itu.

"Kenapa, pak?" Ucap wanita itu dengan reflek.

Pria itu tampak sedikit tersentak karena mendengar suara seseorang yang ada di ruangannya, karena seingatnya ia hanya sendiri di ruangan itu.

Ia dengan reflek menoleh ke tempat dimana letak meja sekretaris.

Raut wajahnya kembali datar, tak lupa pria itu juga segera mematikan layar ponselnya.

Pria itu berdehem sejenak, "ekhem..., sejak kapan kamu di sini?" Tanyanya.

"Baru tadi kok, pak." Balas wanita itu yang tak lain adalah Dina, sekretaris yang selama dua bulan mengambil cuti dan kini sudah kembali bekerja.

"Emangnya kenapa, pak? Kayaknya, kaget gitu liat saya ada di sini," sambungnya.

Marcell menatap sekretarisnya itu dengan serius, "kamu gak denger apa-apa kan, tadi?" Tanyanya memastikan bahwa sang sekretaris tidak mendengar apa yang ia ucapkan.

Wanita itu tampak mengernyit, "eum, saya cuma denger bapak tadi bilang 'istri orang', cuma itu sih yang saya denger, pak." Sahutnya.

Marcell tampak bernafas lega, ternyata sekretarisnya itu tidak mendengarkan ucapannya yang lain.

Pria itu menegakkan tubuhnya, ia membuka laptopnya.

Sementara wanita bernama Dina itu masih menatap sang atasan dengan raut wajah penasarannya.

"Istri orang? Hm, jangan-jangan pak Marcell suka sama istri orang?" Batinnya menerka-nerka.

"Eh, tapi..., Masa sih pak Marcell suka sama istri orang?" Batinnya lagi.

Dina menggeleng-geleng kepala dengan segala pemikiran yang ada di benaknya itu.

Wanita itu sesekali melirik sang atasan, memang ada yang berbeda dari pria itu sejak ia mulai bekerja kembali di perusahaan itu.

Hello, my boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang