Happy reading...
______
Sasya terkejut mendapati seseorang yang sama sekali tidak ia kenal itu dengan tanpa izin langsung menduduki kursi, tepat di sebelahnya itu.
“Gak sopan, langsung duduk aja, gak izin dulu gitu,” ketus Sasya menatap lelaki itu dengan sinis.
“Eh, jangan salah Mbak. Orang gue dari tadi udah minta izin, situnya aja yang fokus ngeliatin pacarnya sama cewek lain.” Ujar Lelaki itu.
Sasya mendelik, “jangan sok tahu ya, siapa juga yang liatin mereka! Lagian dia bukan pacar gue.”
Lelaki yang sepertinya lebih muda dari dirinya itu dengan senyum yang menyebalkan.
“Oh, gue paham sekarang. Mbaknya cemburu toh, liat cowok yang disukai ternyata jalan sama cewek lain.” Ucap Lelaki asing itu.
Sasya memalingkan wajahnya, malas meladeni. Gadis itu menyeruput jusnya.
Lelaki itu sudah memesan minumannya sejak gadis yang disampingnya itu belum menyadari kehadirannya.
“Oh, iya. Mbaknya namanya siapa?” Tanya Lelaki itu.
“Mbak, Mbak. Lo kira gue Mbak Lo apa?!” Ketus Sasya.
Entah mengapa hari ini bawaannya sensi sekali. Ah, ia jadi merasa menyesal mengapa keluar, sudah benar di rumah saja, pikirnya.
Lelaki itu terkekeh, “Terus, gue harus manggil apa dong, Tante.” Ujarnya seraya menekankan kata 'Tante'.
Sasya kembali menatap lelaki asing itu dengan tajam. Enak saja ia dipanggil tante, memang wajahnya sudah kelihatan seperti tante-tante gitu, pikirnya.
“Enak aja dipanggil tante! Gue masih muda begini,” seru Sasya tak terima dipanggil tante oleh lelaki asing itu.
Ya walaupun kelihatannya lelaki itu lebih muda darinya, tetap saja ia tak suka dengan panggilan itu.
Lelaki itu tersenyum masam, “salah lagi. Katanya tadi gak boleh manggil Mbak, terus bagian dipanggil tante, salah juga gue. Maunya dipanggil apa sih, Sayang...” ucapnya.
Uhukk.
Sasya tersedak, gadis itu terkejut dengan kata sayang yang tertuju kepadanya.
Gadis itu melipat tangannya di dada, menatap datar sosok di sampingnya ini.
“Lo tadi manggil apa?” Tanyanya.
Lelaki itu tak langsung menjawab, karena ia sedang menikmati minumannya.
“Sayang? Kenapa?” Jawab Lelaki itu dengan santainya.
Dengan perasaan yang amat kesal, Sasya menginjak sepatu lelaki itu.
“Sayang, sayang. Pala lo peang!” Ucap Sasya.
“Aduh, sepatu baru gue jadi kotor kan, gara-gara Lo nih!” Seru Lelaki itu seraya melihat sepatunya yang sedikit kotor karena diinjak oleh Sasya.
“Syukurin! Makanya jadi orang gak usah iseng, sok kenal lagi!” Ucap Sasya tersenyum puas.
Karena sudah tak tahan, gadis itu bangkit dan akan segera keluar tak lupa membayar makanannya terlebih dahulu.
Sasya melangkah keluar dari caffe itu dengan wajah datarnya.
“Eh, gue ditinggal.” Gumam lelaki itu.
“Belum kenalan juga,” sambungnya.
Lelaki itu bergegas bangkit menyusul Sasya yang lebih dulu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, my boss!
Historia Corta"Kenalin, Ma. Ini Sasya, calon istri aku," ucap Marcell dengan santainya mengatakan bahwa Sasya adalah calon istrinya. What? Calon istri?! Oh, no! Sasya kira, pak Marcell hanya akan memperkenalkannya sebagai pacar saja. Namun, tidak di duga, pria it...