Happy reading...
______Marcell memarkirkan mobilnya, pria itu turun dan melangkah masuk ke dalam rumah.
Ia sedikit terkejut melihat keberadaan kedua orangtua Arlena beserta dengan Arlena nya sendiri. Gadis itu tampak tersenyum melihat kearahnya.
Dalam benaknya ia bertanya-tanya, ada apa ini? Entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang akan dibicarakan dengan serius.
“Nah, kebetulan sekali Marcell sudah pulang. Sini, Cell.” Ucap Nyonya Mitha saat melihat sang anak sudah berdiri di dekat pintu utama.
Marcell menghela nafas pelan, lalu melangkahkan kakinya mendekat kearah mereka.
Pria itu tersenyum tipis dan tak lupa menyapa kedua orangtua Arlena.
“Selamat malam, Om, Tante.” Sapanya tersenyum tipis.
“Malam, Cell. Udah lama ya, kita gak ketemu.” Seru Papa Arlena.
“Iya, Om.” Balas Marcell sekenanya.
Pria itu mendudukkan dirinya di sofa single. Sebenarnya ia ingin segera mengistirahatkan tubuhnya, namun tak enak rasanya jika ia langsung pergi ke kamar, sementara ada tamu di rumahnya.
“Berhubung kamu sudah ada disini, bagaimana kita bicarakan saja sekarang, Pak Ronal.” Ucap Papa Arlena.
Pria paruh baya itu menatap sang istri sejenak dan sang istri tampak menganggukkan kepala.
“Iya, boleh.” Ucap Tuan Ronal.
***
Hawa dingin angin malam menusuk ke kulit, namun Sasya tetap berdiri di balkon kamarnya, menatap langit malam yang gelap namun indah dengan banyak bintang yang menghiasinya.
Saking asyiknya melamun, tanpa sadar seseorang masuk ke dalam kamarnya.
“Sasya!” Panggil seseorang itu.
Gadis itu sedikit tersentak, ia menoleh ke belakang. Terlihat sang Mama yang tengah berjalan mendekat kearahnya.
“Mama,” gumamnya.
“Kamu ya, Mama panggil dari tadi gak nyaut-nyaut. Eh, taunya lagi asyik ngelamun di sini.” Seru Mama Melda.
Wanita paruh baya itu berdiri di samping sang anak. Ditatapnya lekat-lekat wajah Sasya yang sedang menatap langit malam, lantas ia tersenyum tipis. Lalu, tangannya terulur menyentuh bahu sang anak.
“Mama perhatiin akhir-akhir ini kamu kayak gak semangat gitu. Kenapa? Lagi ada masalah di kantor?” Ujar Mama Melda.
Sasya menoleh, lalu menggeleng kepala, “gak ada, Ma. Gak ada masalah.” Balasnya.
“Terus, kenapa? Gak biasanya loh kamu kayak gini, Sya.” Kata Mama Melda terlihat khawatir dengan perubahan anaknya akhir-akhir ini.
Gadis itu terus menatap langit malam, jujur saja dirinya pun tidak tahu, mengapa ia menjadi tidak bersemangat menjalani hari-hari seperti ini.
Sasya merasa ada sesuatu yang hilang, tapi apa? Ia sendiri saja tidak tahu.
“Aku juga gak tau, Ma.” Ucap Sasya tanpa melihat lawan bicaranya.
Kernyitan terlihat jelas di kening wanita paruh baya itu. Mama Melda mendadak menjadi bingung sendiri, mendengar jawaban sang anak.
“Aku bingung sama perasaan aku sendiri,” ucap Sasya tiba-tiba.
Mama Melda terdiam, ia ingin mendengar apa yang sebenarnya anaknya itu rasakan.
“Dua bulan lalu, ada seseorang yang mengungkapkan perasaannya sama aku, bahkan dia...”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, my boss!
Conto"Kenalin, Ma. Ini Sasya, calon istri aku," ucap Marcell dengan santainya mengatakan bahwa Sasya adalah calon istrinya. What? Calon istri?! Oh, no! Sasya kira, pak Marcell hanya akan memperkenalkannya sebagai pacar saja. Namun, tidak di duga, pria it...