12. Konser Day6

36 8 2
                                    

Timeline cerita ini emang 2019 ya cinta-cintaku. Jadi bisa aja nanti ada part dimana baru-baru pandemi dll.

Selamat membaca cinta-cintaku.

*****

Aku dan Dara pergi ke konser band Korea kesukaan kami, Day6, sepulangnya aku dan Ayah dari Depok. Lucunya, setelah Ayah tau aku dan Dara mau nonton konser bersama pacarnya Dara, Ayah bersikeras mengantar kami. Dara udah langsung misuh-misuh tau Ayah mau nganter walau akhirnya pasrah juga. Iya, kan gara-gara Ayah anter kita, Dara jadi gak bisa berangkat konser dijemput si Fitrah.

Begitu sampai Dara langsung kasih wanti-wanti ke Ayah untuk gak jemput kita dan gak nyuruh siapapun buat jemput aku dan Dara. Aku setuju-setuju aja waktu mereka bikin perjanjian, toh ya nanti pulangnya juga bakal bareng sama Dara sama Fitrah. Atau, bisa sama Mas Huki dan Renia yang juga nonton konser ini. Dapet tiket gratis kayanya.

"Ara yakin gak mau Ayah jemput?"

"Ih! Ayah!" Keluh Dara sebal

"Ara, bukan Dara. Kalau kamu gak mau dijemput Ayah ya gak apa-apa. Anak Ayah kan banyak gak cuma kamu aja!"

Dara langsung cemberut mendengar kata Ayah. Gemesnya, Dara ini anak kesayangan Ayah. Hampir semua maunya Dara pasti diberikan oleh Ayah. Kalau kata Kale, sebenernya bungsu di keluarga kami itu Dara, karena dia yang paling dimanja sama Ayah, sedangkan Kale enggak terlalu dimanja.

Setelah Ayah pergi aku dan Dara langsung mencari Fitrah, pacar si Dara. Pacarnya Dara itu sebenernya gak ngerti K-Pop juga, tapi demi Dara, dia mau-mau aja nonton konser Kpop.

"Untungnya dia ngajak nonton konser Band teh, kalau ngajaknya nonton boyband kayanya aku udah nyerah duluan."

Aku ikut ketawa denger keluhan Fitrah. Fitrah ini aku tau dari masih cimit banget. Kami tetangga, rumahnya cuma beda blok dengan rumah kami. Gara-gara itu Dara sama Fitrah pacaran, udah lama banget, dari SMP. Kalo aku bilang Tian pacaran kaya nyicil KPR, Dara sama Fitrah ini pacaran kaya gedein anak. Soalnya mereka sampai punya kucing barengan, namanya Dafi ditaroh di rumah Fitrah karena Bunda gak begitu suka binatang. Gak harus aku jelasin ya, nama Dafi ini dari mana. Ya itu lah, singkatan Dara dan Fitrah. Geli kan mereka tuh?

Gara-gara Fitrah ini tetangga kita juga hubungan mereka jadi semacam terhalang restu. Ayah gak suka sama Fitrah karena dia tuh gimana ya? Untuk dilihat dari pandangan orang dewasa sih pasti namanya nakal ya, waktu kecil dia sering banget dengan sengaja bunyiin alarm mobil Ayah atau bunyiin bel rumah kami. Terus Dara juga kayanya gak begitu disukain sama keluarga Fitrah karena Ibunya Fitrah sebel sama Bunda. Bunda itu galaknya sampai terkenal seantero komplek rumah kami loh.

"Tapi yang ini kamu tau lagunya kan, Fi?"

"Tau, itu kan yeposoo"

Aku kembali ketawa, bisa ya gemes gini anak kecil pacaran. Enggak kecil sih, udah 20 tahun mereka tuh. Tapi tetep aja gemes.

"Kamu sering diracunin Korea ya sama si Dara?"

"Iya, Teh. Exo lah, Seventeen lah, girlgroup lah, aku gak ngerti sih sebenernya. Tapi kalau ada lagu yang nyangkut, ya didengerin juga,kaya yeppeoseo itu."

Dulu juga mas Arim begitu padaku. Mau-mau aja diracunin segala kesukaanku yang sebenarnya bukan seleranya. Dulu mas Arim juga mau-mau aja kalau aku ajak nonton drama Korea, walaupun dia tuh kalau nonton lebih banyak nanyanya dari pada nontonnya sih. Aku kadang sampai heran, dia beneran nonton atau enggak, kenapa nanya-nanya terus. Kadang bikin aku jadi gemes sama mas Arim.

Ini buruknya. Mengingat hal-hal baik tenang Mas Arim kadang membuatku menyesali jalan yang ku pilih sekarang. Seolah-olah diri ku yang lain sedang menyalahkan keputusanku yang tidak hanya aku ambil selama sehari, dua hari berfikir. Tidak mau berbohong, aku memang kadang masih merindukan mas Arim, sungguh. Dia baik sebenarnya, hanya saja, emosinya bukan hal yang bisa aku hadapi sehari-hari. Walaupun nantinya aku jadi Dokter Penyakit Kejiwaan, aku gak mau suamiku juga jadi pasienku.

BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang