Selamat membaca Cinta-cintakuu...
*****
Namara Lembah Paramitha Side
Kalian percaya zodiak gak?
Aku sebetulnya gak percaya, tapi, ada banyak hal yang kadang bikin aku jadi percaya hal-hal pseudosains macam ini. Contohnya karena kejadian aku melarang mas Evan menyukaiku beberapa hari lalu, lalu mas Evan bersikeras tidak mau menghilangkan perasaannya malah bilang "gak apa-apa jadi rebound" Aku mulai berpikir seperti kekeras kepalaan kami ini berasal dari akar yang sama. Zodiak kami sama loh, sama-sama leo.
Kalau diinget-inget emang tempo hari tuh kita udah kaya singa yang lagi perang, walaupun akhirnya aku nangis terus mas Evan minta maaf ke aku.
Padahal cuma beberapa kalimat aja tuh debatnya, gak perang yang besar. Yang bikin serem karena habis itu mas Evan diem sampai aku sampai rumah. Waktu aku say thanks pun mas Evan cuma diem, biasanya dia senyum sambil bilang 'Sama-sama, Namara'.
Anehnya, beberapa hari tanpa mas Evan ternyata bikin aku ngerasa risau. Perasaan takut yang tadinya mulai hilang dikit-dikit tiba-tiba datang lagi. Teror-teror yang tadinya mulai 'mendingan' sekarang jadi mulai lagi, padahal baru beberapa hari aku gak kelihatan sama laki-laki yang bukan saudaraku.
Kayanya mas Arim emang mata-matain aku dari jauh. Itu bukan hal yang sulit sih buat Mas Arim. Dia orang yang lahir di keluarga yang lumayan berpengaruh di bidang kedokteran. Gak menutup kemungkinan ada orang-orang yang mengenal mereka dimintai tolong untuk memata-matai aku disini.
"Teteh!" Panggil Irgi dari pintu kamarku.
Si ateng alias Anak Tengah kebiasaan gak ngetok pintu dulu. Asal masuk aja.
"Wangi banget, Bu Dokter" Katanya, lalu merebahkan diri di kasurku yang sudah ku bereskan.
Dan terjadi lagi...
Berantakan lagi kasurku. Emang punya adek kaya Irgi sometimes agak ngerepotin.
"Apa?!" Kataku agak sewot.
Dan tanpa rasa bersalah si Irgi malah tambah guling-gulingan di kasur sambil terbahak ngeliat tetehnya marah. Sengaja banget.
"Eh, Teh, teh,"
"Apa sih, Igi?!"
"Nanti teteh pulangnya sama temen teteh aja deh, Irgi mau nonton sama Alya. Udah lama banget nih gak kencan. Udah kering banget."
Aku langsung menoleh kebelakang. Melihat Irgi yang sudah menatapku dengan melas.
"Tian kemana?"
"Biasa dia mah, tugas dadakan. Padahal harusnya bisa jemput lo kan ya..."
Jujur, aku kasihan ke adik-adik ku ini. Mereka jadi punya kewajiban tambahan antar jemput aku. Tapi gimana, yang nyuruh bukan aku, tapi Ayah, yang punya kekuasaan tertinggi di rumah. Beliau juga yang berhak mencabut perintah itu.
Satu-satunya yang bisa aku bantu ya, kalau aku pulang diantar orang lain. Seperti contohnya, Mas Evan. Aku gak takut sama mas Evan dan sudah pasti aman karena mas Evan pasti menjagaku. Kalau pulang naik ojek online pasti dimarahin Ayah kalau ketahuan.
Tapi kan aku lagi marahan sama mas Evan!
"Ya?"
"Iya,tapi gimana ya biar gak ketahuan Ayah? Apa teteh naik ojek online tapi turun di depan komplek?"
Irgi langsung duduk kaget "aku gak bilang naik ojek... jangan macem-macem teh, jangan sampai proyek Igi ditambah lagi gara-gara sekali gak jemput teteh!"
![](https://img.wattpad.com/cover/351011746-288-k741326.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia
RomanceKabur. Hanya itu yang Namara Lembah Paramitha pikirkan ketika menjauh dari Jogjakarta. Sayangnya sebelumnya Namara tidak pernah berpikir bahwa kabur tidak menyelesaikan masalah, malah akhirnya menambah masalah yang sudah ada. Ini cuma cerita anak su...