Kabur.
Hanya itu yang Namara Lembah Paramitha pikirkan ketika menjauh dari Jogjakarta. Sayangnya sebelumnya Namara tidak pernah berpikir bahwa kabur tidak menyelesaikan masalah, malah akhirnya menambah masalah yang sudah ada.
Ini cuma cerita anak su...
Sudah pukul tiga sore ketika mas Huki mengakhiri telfonnya dengan suara ketawa yang masih tertinggal di telingaku. Mas Huki tuh ya, bisa-bisanya dia diem-diem nyambungin telfon ke mas Evan yang lagi gak bisa ngehubungin aku karena nomornya gak sengaja ke blokir. Kan nyebelin. Kan telfon itu privasi kenapa mas Huki nyambungin telfon gitu gak bilang aku dulu sih? Kan belum tentu aku ngizinin! Dasar.
Aku langsung membuka daftar blokir dan membuka blokiran nomor mas Evan.
Ada untungnya sih, aku jadi langsung tau kalau aku tanpa sengaja blokir nomornya mas Evan. Jadi inget reaksinya mas Evan tadi pas tahu nomornya gak sengaja aku blokir. Mas Evan langsung nanya dan ngomel ke aku. Gak nyangka juga sih mas Evan bisa nanya dan ngomel sepanjang itu, secara kalau aku ajak ngomong jawabannya cuma satu kata dua kata aja kaya orang sariawan.
Baru aja aku mau meletakan handphone ku, tiba-tiba handphone ku bunyi lagi.
'Mas Evan Calling'
Langsung aku angkat tanpa nunggu lama, dia bilang mau ada yang diomongin makannya minta blokirnya aku buka.
"Hallo, mas Evan"
"Hmm.. Beneran langsung di un-blok ternyata, gue kira basa-basi."
Aku terkikik mendengar mas Evan menyaut dengan nada yang sarkas dan penuh sindiran.
"Sumpah aku gak sengaja ngeblokir nomor mas Evan. Dari aku ganti handphone semua orang yang nomornya gak namanya ada di phonebook emang aku blokir"
"Kenapa?"
"Karena ada alasannya" Jawabku asal, aku harap mas Evan tau kalau alasannya tidak ingin aku katakan.
"Oke"
Sukurlah dia mengerti kalau aku gak mau cerita tentang alasan aku blokir nomor orang-orang gini. Aku ngerasa gak pas aja jawabnya, itu bukan masalah biasa bagiku dan kami tidak sedekat itu untuk aku bisa cerita masalah pribadiku ini ke mas Evan. Hening beberapa saat sampai terdengar suara nafas mas Evan dari ujung sana.
"Happy birthday," Kata mas Evan tiba-tiba membuatku heran "–Tempo hari lo ngasih tau tanggal ulang tahun lo. Gue rasa bukan tanpa alasan lo ngasih tau kan? Jadi gue kasih ucapan selamat."
Aku tertawa. Kok dia ingat sih aku ngasih tau hari ini aku ulang tahun? Padahal aku memberi tahunya tanpa bermaksud apapun, cuma basa-basi aja.
"Thank you ya mas. Tahun depan aku janji bakal ucapin ulang tahun ke mas Evan juga!"
Dia tertawa kecil "boleh, kalau lo gak lupa ulang tahun gue atau gak tiba-tiba blok nomor gue lagi"
Aku mendengus kecil "Nyinyir banget ih! Aku inget tahu ulang tahun mas Evan, kan mas Evan kemaren juga ngasih tau ke aku"
"Kapan?"
"Tanggal lima kan?"
Kembali hening, sebelum mas Evan kembali berbicara "Lo masih mau foto lo yang blepotan gak?"
Aku tertawa "Mauuuu dongg. Mana sini kirimin!"
Kembali lagi hening. Tidak lama, mas Evan memberi tahu sudah mengirim filenya ke whatsapp ku. Aku langsung melihatnya tanpa memutus telfon kami.
"Ih kok bagus!" Puji ku pada mas Evan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.