• R. Cakradiya Evan Side
Pagi-pagi sekali aku bangun dengan badan sakit-sakit. Penyebabnya sudah pasti karena aku baru saja membantu Hanan pindah ke unit apartemen tempatku tinggal. Emang bocah sialan satu itu ada aja tingkahnya. Bisa-bisanya nyuruh aku untuk ikut mindahin barang dari kosnya ke apartemenku mentang-mentang aku izinin dia tinggal disini.
Hanan ini salah satu junior dari kantorku yang berkuliah di Jogja, tepatnya aku bawa dia dari salah satu tempat kos yang dimiliki Mami di Jogja. Kami dekat, saking dekatnya aku sampai mengizinkannya pindah ke Apartemen ku dari pada ada satu kamar yang nganggur disini. Hanan bukan siapa-siapa, bukan adik atau saudara, cuma anak kos yang sok asik dan akhirnya jadi dekat denganku kalau aku pulang dulu. Tapi dia sudah seperti adikku sendiri.
"Mas Cokro! Aku mangkat sek yo!" Kata Hanan dari luar kamarku
Dia mau pergi ke salah satu konser band Korea yang sedang di selenggarakan di TIS. Gara-gara dekat dengan aku juga, dia jadi punya side job yang sama denganku. Cuma sekarang dia lebih sering, itu karena Hanan ini emang kerjaan dan tanggung jawabnya belum terlalu besar dikantor. Sedangkan aku tanggung jawabnya gak nanggung-nanggung, apa lagi setelah mas Sunu, CEO dan Founder Voxtiva akhir-akhir ini lebih banyak mempercayakan proyek penting pada teamku.
Pokoknya udah kaya orang bener lah, banyak kerjanya.
Ngomong-ngomong, Hanan dan Mami memang lebih sering memanggilku Cokro dari pada Evan, terutama kalau di rumah. Cokro diambil dari nama depanku 'Cakradiya' yang di baca 'Cokrodiyo' kalau dalam bahasa Jawa. Artinya tidak spesial, roda yang kuat. Seperti orang tua lainnya, Mami dan Almarhum Papi-ku menyematkan nama yang mereka penuhi doa. Raden di dapatkan dari Mami yang masih ada garis keturunan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Cakradiya dan Evan berarti anak laki-laki yang kuat dan ramah, sedangkan Wikaya di dapat dari nama belakang Papi.
Aku anak satu-satunya di keluargaku. Sejak Papi sedo, otomatis kewajiban menjaga Mami jatuh padaku, mau atau tidak mau. Aku punya prinsip keras tentang ini, siapapun istriku kelak, dia harus mau akur dan akrab dengan Mami. Mami ini susah-susah gampang, kadang bisa dengan mudah akrab dengan orang, kadang langsung judes sebelum kenalan. Tapi jika berusaha mengenal Mami, mereka akan mendapatkan perlakuan yang sangat baik dari Mami.
Beberapa mantanku sebelumnya sempat dapat perlakuan buruk dari Mami. Seperti dicuekin bahkan tidak dianggap ada ditempat itu. Hanya Sayletta yang lumayan dapat perhatian Mami. Sayletta ini mantanku yang terakhir, dia baik, cantik, satu bidang denganku jadi dia jelas orang yang paling mengerti aku. Sayangnya karena kami beda agama, hubungan kami tidak dijalankan seserius itu walaupun aku dan Letta sampai tiga tahun bersama. Kami putus satu tahun lalu, Mami juga dengan terang-terangan sedikit menyayangkan keputusan kami waktu itu. Tapi apa boleh dikata, sebenernya alasan beda agama agak lucu ya, masa tiga tahun pacaran tidak sadar kalau kita memang beda agama, yang jelas saat itu kami memang sudah punya visi dan misi yang berbeda tentang kehidupan dan masa depan. Letta dengan tegas bilang dia tidak bisa melihat kami sebagai pasangan dimasa depan yang dia bayangkan.
Aku dan Letta sudah baik sekarang. Berteman. Karena kantor kami sekarang ada di satu building jadi kami lumayan sering ketemu dan tegur sapa dikit. Aku kadang masih suka ngegodain Letta malah, pacar Letta yang sekarang satu kantor dengannya, namanya Mas Ari, senior yang lumayan terkenal di dunia periklanan, lucunya mas Ari juga beda agama dengan Letta. Boleh dibilang, gak ada bedanya dengan saat bersama aku lah, ibaratnya Letta cuma pindah dari kandang singa ke kandang harimau aja, hutannya masih sama. Dan katanya mereka malah mau menikah dekat-dekat ini. Kalau kata Mami waktu aku cerita tentang lucunya kisah Letta, itu tandanya Letta memang bukan jodoh yang dituliskan Gusti dibuku takdirku. Mungkin gadis lain yang sudah Tuhan tulis namanya di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia
عاطفيةKabur. Hanya itu yang Namara Lembah Paramitha pikirkan ketika menjauh dari Jogjakarta. Sayangnya sebelumnya Namara tidak pernah berpikir bahwa kabur tidak menyelesaikan masalah, malah akhirnya menambah masalah yang sudah ada. Ini cuma cerita anak su...