Bab 14

22 5 0
                                    

Suasana begitu ramai dengan banyak pembeli. Aku berjalan, menelisik sosok itu. Aku yakin dia adalah Mark. Tapi, apa yang dia kenakan? Masker? Walau begitu aku yakin dia benar-benar Mark. Aku hapal tatapan mata itu.

Sosok itu terus menjauh tatkala aku mengejarnya, aku hanya terus memperhatikan punggungnya saat berjalan didepanku. Aku melewati beberapa pegawai yang memandangku heran.

Lalu kemudian, sosok itu masuk ke dalam sebuah pintu. Tak sabar, aku mempercepat langkah dan membuka pintu itu selang beberapa detik pintu itu tertutup.

"Oh ayolah!" gumamku saat membuka pintu. Kulihat sebuah lorong dengan banyak pintu. Beberapa pegawai hilir mudik dengan pekerjaannya masing-masing. Aku terus mempercepat langkah agar tak kehilangan jejak.

"Wow wow Nona muda!" Seorang pegawai menghentikanku. Tubuh besarnya menghalangi jalanku. "Mau kemana kau buru-buru begitu?" tanyanya kemudian.

Pria itu menelengkan kepala, sepertinya matanya menilikku dari atas sampai bawah. "Sepertinya kau bukan pegawai, dilihat dari bajumu."

Aku masih terdiam, tetapi mataku mencuri arah. Berharap Mark muncul.

"Ruangan ini khusus pegawai. Sepertinya kau tersesat. Apa kau sedang mencari toilet? Karena banyak pelanggan yang tersesat kemari untuk mencari toilet."

"Tidak," kataku mantap.

"Lalu sedang apa kau disini, Nona?"

"Ah-emmm..." ujarku menggumam, hendak ingin melangkahkan kaki kedepan. Namun usahaku dicegat kembali.

"Nona?"

"Anu, Pak.. saya... saya sedang mencari pelayan yang tadi lewat sini. Wajahnya tampan, tingginya kira-kira segini," ujarku sembari melayangkan sebelah tangan lebih tinggi daripada kepalaku. "Terus dia pakai masker!"

Pria itu menggumam singkat, "Nona, kami tidak memiliki pegawai dengan yang kau sebutkan tadi," jawabnya.

"Tapi aku tadi melihat dia lewat sini. Pakai pakaian pelayan," ujarku dengan yakin. Karena aku melihatnya.

"Arshea!" Tiba-tiba Val muncul dari balik pintu, menatapku bersama pria ini. Val melangkah dengan jarak cukup besar, sehingga hanya perlu beberapa langkah hingga ia bisa menghampiri kami.

"Apa yang kau lakukan disini?! Aku mencarimu kemana-mana," kata Val, terdengar nada panik disuaranya.

"Oh, Tuan Val. Nona ini katanya sedang mencari seseorang yang berpakaian pelayan resto ini. Tapi saya tidak mengenalnya," sahut pria itu sebelum aku hendak menjawab.

"Seseorang? Siapa?" Val menolehku. Kini dua pria itu sama-sama menatapku.

"Hanya seseorang," jawabku singkat. "Maaf aku sudah menerobos sembarangan," lanjutku pada pria yang berseragam lain tersebut. Ada hening sejenak.

Aku kemudian menunduk sedikit lalu melengos, melewati Val dan kembali. Aku tidak menyangka, aku hampir mendapatkan Mark tapi gagal. Kalau benar itu Mark, kenapa ia menghindariku? Aku yakin betul tadi kalau yang kulihat adalah Mark.

"Kau sedang apa tadi? Tiba-tiba menghilang begitu saja. Bikin panik saja," kata Val setelah kembali menyusulku di tempat duduk meja kami. "Kau mencari siapa tadi?"

"Bukan siapa-siapa, hanya seorang teman." Aku menjawab singkat. Aku kemudian berdiri, pamit menuju toilet untuk membasuh wajahku. Tapi alih-alih ke toilet, aku memilih untuk berkunjung ke atap restoran tersebut. Dulu saat aku masih menjadi kucing, aku sering melewati tempat ini, walau aku tak tahu jika bangunan ini adalah sebuah restoran.

Aku membuka pintu, kulihat sepasang orang hendak keluar dari atap itu. Aku mengulas senyum singkat pada mereka. Saat aku menatap ke depan, aku melihat sosok pria diantara meja-kursi yang tertata. Terduduk dengan wajah yang lelah seperti orang banyak pikiran. Wajah yang tak begitu asing bagiku. Di mejanya juga terdapat sebuah masker.

Suddenly I've Become My MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang