"Bubu ...." sapa seorang anak laki-laki yang baru saja mendorong pintu sebuah florist sekaligus kafe.
"Kok Winter? Kalian pulang sama siapa, Bam?" tanya Taeyong yang disibukkan dengan satu pelukan penuh bunga beraneka warna. Matanya beralih dari sebuah sedan hitam yang baru saja berlalu dari hadapan kafenya.Beomgyu mengambil alih bunga-bunga dalam rengkuhan sang Bubu, kemudian diletakkannya di vas-vas dengan cekatan, "Sama lelembutannya Om Taeil sih Bu." sahut Beomgyu sekenanya.
"Hust! Kamu ini!" sergah Taeyong yang segera disahuti tawa jenaka oleh sang putra.
"Lagian pertanyaan Bubu aneh. Kalau Bam pulang nebeng Winter, yang jemput kalau ga Om Taeil ya Om Doy lah Bu. Kenapa kesannya Bubu kaya kaget gitu?"
Si paling jago menjawab. Taeyong hanya bisa menggeleng takzim, "Kakak ga bisa jemput lagi ya?"
Beomgyu mengangkat alis sembari mengangguk kecil, sedang tangannya masih sibuk memilah jenis bunga.
"Di kantornya lagi ada masalah, jadi belakangan ini kakak kamu sering lembur. Bam maklumi ya?" tutur Taeyong dengan lembut menepuk pundak Beomgyu.
"Bam ngerti kok Bu, Kak Mark juga punya tanggung jawab. Lagian Bam sudah biasa naik bus, ga sesulit itu untuk ke sekolah ataupun pulang."
Sekali lagi Taeyong mengusap rahang tegas putranya, "Anak Bubu sudah besar."
Triing
"Ada pelanggan, bantu Bubu dulu ya?" Taeyong menyerahkan pekerjaan florist pada Beomgyu selagi dirinya harus melayani pesanan.
***Triiing
Beomgyu yang menunduk dalam demi memfokuskan diri pada buku, spontan mengangkat dagu begitu mendengar lonceng tokonya berbunyi.
"Selamat datang-"
Sambutan Beomgyu terputus berkat tawa renyah yang menyapa gendang telinganya, "Hehe ... ice americano satu, tolong ya?"
"Ckk." Beomgyu berdecak malas karena fokus belajarnya terlanjur buyar.
"Kakak? Sudah pulang?" itu Taeyong yang keluar dari pantry sambil melepas apron.
Mark tertawa kecil, "Iya, Bu. Maaf sedikit lebih terlambat dari kemarin." ujarnya kemudian duduk di hadapan Beomgyu.
"Gimana kafe hari ini?" tanya Mark pada Beomgyu yang kembali menggoreskan bolpoinnya.
"Yah ... seperti yang kakak lihat tadi. Bam sampai spontan menyambut begitu dengar lonceng pintu." gumam Beomgyu.
Mark mengangguk walau Beomgyu tak melihatnya, "Besok kakak sudah bisa pulang seperti biasa, sore sampai malam, kakak yang bantu Bubu. Bam bisa belajar dan istirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
FanfictionRindu? Iya. Kembali? Entah. Perasaan terkait ingatan pahit tentang kehilangan kala itu masih kuat terpatri dan meninggalkan gores luka untuk sang hati. Sambil bersyukur atas keberadaan yang masih dipunya, memimpikan rumah asri yang dulu, hanyalah fa...