H-13

879 76 9
                                    

Sungchan meregangkan badannya yang terasa kaku setelah ikut menemui rekan kerja Jaehyun di hari Minggu secerah ini.

"Apa ini yang selalu Daddy rasakan selama belasan bahkan puluhan tahun?" Matanya mengekori langkah Jaehyun.

Sang Daddy sedang mengantar lima orang pria yang tadi terlibat pembicaraan bisnis baru dengan perusahaan mereka. Sedang Sungchan memperhatikan Jaehyun yang terus berbincang dengan senyum cerah di wajahnya.

"Bisa-bisanya senyum Daddy masih secerah itu?" cicit Sungchan di salah satu kursi resto hotel mewah yang telah di-booking oleh Jaehyun .

Setelah memastikan para rekannya pergi, Jaehyun kembali untuk menghampiri Sungchan, "Kenapa cuma makan sedikit, Chan?"

Melihat sisa makanan di piring Sungchan cukup banyak, membuat Jaehyun mengerutkan kening. Padahal rasa makanannya cukup istimewa, pikirnya.

"Sungchan sudah kenyang, Dad." jawabnya ragu.

Sebenarnya, Sungchan hanya bosan dengan hidangan chef semacam ini. Setelah menyantap makanan rumahan selezat buatan Taeyong, ia jadi tidak berselera melihat hidangan yang lebih menjual visual.

Walau tersembunyi, tapi Jaehyun mengeluarkan seringai tipis.

Ia tau putranya hanya beralibi. "Es krim? Mint Choco?" tawar Jaehyun.

Mendengar itu, Sungchan seketika mengedarkan pandangan menyapu meja panjang berjajarkan hidangan makanan. Namun, ia sama sekali tak melihat tanda-tanda keberadaan hidangan penutup yang Jaehyun sebut.

"Kerja bagus hari ini! Terima kasih sudah temani Daddy, son. Sebagai gantinya, kita makan es krim. Setuju?"

Mendapati mimik penasaran di wajah putranya, Jaehyun segera berdiri dan mengajak Sungchan untuk ikut bergegas.

"Ga di sini, Dad?"

Yang ditanya hanya menggeleng pelan, "Tadi kamu tanya kan? Apa Daddy kenal dengan Bubu Taeyong?"

Walau tidak menemukan korelasinya, tapi Sungchan memilih mengangguk.

"Sekaligus Daddy akan jawab pertanyaan kamu tadi." senyum Jaehyun adalah penanda bahwa perkataannya pasti akan ia tepati.

***

Triiiring

"Selamat datang." sapa dua orang anak laki-laki hampir bersamaan.

Satu orang di balik komputer sudah siap menerima pesanan, dan satu lainnya sedang merapikan meja yang baru saja ditinggalkan oleh pengunjung.

Kafe sudah melewati jam ramai pengunjung, dan sekarang sudah mulai sepi, hanya ada satu pengunjung yang duduk di beranda.

"Minhyung?"

Mendengar nama kakaknya disebut, Jeno menoleh ke arah meja kasir.

Siapa gerangan pengunjung yang mengenal nama kakaknya itu?

Jeno melihat Mark berdiri membeku menatap dua pria yang berdiri di depan meja kasir.

Kening Jeno berkerut dalam karena tidak bisa melihat wajah mereka, namun melihat Mark yang tercekat membuatnya makin penasaran.

"Kak? Kok diam aja, ga dilayani?" itu Taeyong yang datang diikuti oleh Beomgyu, keduanya memeluk setumpuk bunga warna-warni dan perlengkapan buket lainnya.

Baap

Sekumpulan barang dalam dekapan Taeyong terjatuh bersamaan dengan menolehnya kedua sosok di depan meja kasir.

HIRAETH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang