Apartment '6006' [04] - Lee Haechan

1.7K 57 18
                                    

Story by : Caffeine Addiction
🌻Happy Reading🌻

____


Sudah dua minggu ini Haechan memutuskan untuk mengikuti dan mengintai pergerakan Hana. Kali ini ia memilih bersembunyi dibalik pilar besar rumah sakit dan mengawasi Hana dari kejauhan.

Ada segaris senyuman kala samar-samar ia sempat mendengar keadaan ayah Hana sudah lebih baik. Bahkan hari ini beliau sudah diperbolehkan untuk pulang.

Haechan menarik tubuhnya untuk kembali bersembunyi kala Hana berjalan keluar dari ruang perawatan dengan menuntun tangan sang ayah.

Saat Hana lengah, Haechan perlahan-lahan pindah posisi dengan harapan bisa mendengar percakapan Hana dengan sang ayah.

"Hana senang karena akhirnya Papa bisa pulang." Hana menatap haru ke arah sang ayah. Tangan kanannya terangkat mengusap pipi tirus dan keriput milik sang ayah.

"Papa, kenapa?" Hana mengerutkan kening. Memperhatikan ekspresi sang ayah yang terlihat kebingungan.

"Dokter tadi bilang biaya administrasi Papa sudah lunas. Biaya sebesar itu, bagaimana mungkin kau bisa membayar semuanya? Dari mana kau mendapatkan uang itu, Hana?" Hana menelan ludah gugup.

"Papa tahu tabunganmu tidak sebanyak itu. Uang simpanan Papa juga sudah habis untuk biaya pengobatan sebelumnya." Hana menundukkan kepalanya.

"Kita bicarakan ini di rumah nanti." Hana berniat untuk menuntun sang ayah kembali berjalan. Namun tangan kurus sang ayah menghentikan pergerakannya.

"Dari mana kau mendapatkan uang itu, Hana? Kau harus jujur sama Papa. Kau tidak mencurinya, kan?" Hana menggeleng cepat. Ia tidak ingin sang ayah salah paham, tapi ia juga takut untuk menceritakan semuanya.

"Papa percaya sama Hana, kan?" Pria tua itu tak memberikan sebuah jawaban. Hanya sorot mata yang berusaha mencari kejujuran dari ekspresi wajah putri tunggalnya.

"Paman, selamat sore." Hana menolehkan kepalanya dan terkejut menemukan Haechan sudah berdiri tepat di sampingnya.

"Kau siapa?" Haechan tersenyum setelah membungkukkan badannya sembilan puluh derajat.

"Perkenalkan, nama saya Lee Haechan. Saya sengaja datang kemari karena mendengar Paman sudah boleh pulang." Keringat dingin membasahi kening Hana. Takut jikalau Haechan akan mengatakan semuanya.

"Apa hubunganmu dengan putriku?" Haechan kembali tersenyum.

"Sejujurnya saya adalah kekasih dari Hana. Kami sudah lama saling mengenal dan menjalin hubungan." Hana membatu saat Haechan tersenyum dan meraih tangannya.

"Kenapa Hana tidak pernah cerita sebelumnya?" tuntut ayah Hana pada Haechan.

"Saya yang meminta Hana untuk tidak menceritakan pada Paman mengingat keadaan Paman masih belum memungkinkan. Maaf kalau waktunya belum tepat untuk memperkenalkan diri." Haechan kembali membungkukkan tubuhnya.

"Kau sopan sekali." Haechan menunduk sembari tersenyum saat tangan ayah Hana menepuk-nepuk pundaknya.

"Mari saya antar Paman pulang." Ayah Hana tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Kau tunggu di depan, biar aku ambil mobil di tempat parkir." Hana yang masih sedikit kebingungan akhirnya hanya bisa mengangguk sekali.

Hana menatap punggung tegap Haechan yang berjalan menjauh darinya. Lamunan Hana buyar kala sang ayah menepuk lengannya perlahan.

"Ayo, jangan biarkan Haechan menunggu terlalu lama."

"Iya, Pa."

____

NC-T Dream's LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang