Apartment '6006' (10) - Lee Haechan

1.2K 51 7
                                    

Story by : Caffeine Addiction🌻Happy Reading🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Story by : Caffeine Addiction
🌻Happy Reading🌻

––––

Sore ini hujan turun rintik-rintik. Sesekali sambaran petir terdengar menggelegar. Di depan sebuah minimarket, Hana berdiri gelisah dengan pandangan terus melirik ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangan.

“Bagaimana ini? Sepertinya aku akan terlambat pulang. Papa pasti khawatir.” Hana berjalan mondar-mandir di depan toko. Sedari tadi ia tak melihat ada taksi yang lewat di hadapannya.

Hana meraih ponselnya yang terasa bergetar dari dalam tas selempang. Keningnya mengerut ketika mendapati jika sosok penelepon itu adalah Haechan.

“Hana, kau di mana? Kata paman, ini sudah saatnya kau pulang.” Suara Haechan terdengar jelas dari seberang telepon.

“Aku masih terjebak hujan sekarang. Apa kau ada di rumah?”

“Hm. Aku sedang bersama paman sekarang. Kau di mana? Biar aku menjemputmu.” Hana menggeleng meski ia tahu Haechan tidak akan mungkin bisa melihatnya.

“Tidak perlu. Tolong sampaikan pada papa, aku pulang agak terlambat. Hujannya cukup lebat di sini.” Perasaan lega menghampiri tatkala Hana tahu jika sang ayah tengah ditemani oleh Haechan.

“Kenapa tidak mau aku jemput? Paman sangat khawatir padamu.”

“Aku akan segera pulang setelah hujannya mereda. Kau tidak perlu kemari, Chan.” Helaan napas kasar terdengar dari bibir Haechan.

“Kau ini keras kepala sekali, Go Hana. Tunggu di sana, aku akan segera tiba. Aku sudah mendapatkan alamat tempat kerjamu dari paman. Jangan menolak!” Hana hanya bisa pasrah saat Haechan memutus sambungan teleponnya secara sepihak.

“Padahal hujannya sangat deras. Bagaimana dia bisa nekat menyetir dan datang kemari?” gumam Hana pada dirinya sendiri.

Hana mengulurkan tangan dan membiarkan tetesan hujan membasahi telapak tangannya. Ia tersenyum merasakan dinginnya air yang berhasil menyentuh kulitnya.

Hana memajukan tubuhnya. Sedikit merasa penasaran apakah akan terasa segar jika ia berada di bawah guyuran hujan. Namun aneh, ia sudah berjalan lima langkah ke depan dan air itu tetap tak membasahi tubuhnya.

Hana mendongak ke atas dan menemukan sebuah payung berwarna biru tengah melindungi dirinya. “Kau pikir apa yang akan kau lakukan?”

Haechan menggelengkan kepalanya. Ia menarik tubuh Hana untuk lebih dekat dengannya. Berharap air hujan tak membasahi gadis cantik itu barang sedikit pun.

NC-T Dream's LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang