Story by : Caffeine Addiction
🌻Happy Reading🌻----
Beberapa hari telah berlalu. Saat ini Hana tengah berada di apartemen Haechan setelah lelaki tampan itu menjemputnya tadi pagi.
Haechan merasa ada yang aneh dalam diri Hana. Sedari tadi tangannya tak berhenti mengusap dan menyentuh setiap jengkal tubuh gadis berparas cantik tersebut. Namun ekspresi wajah Hana terlihat begitu datar.
"Ada apa? Ada masalah?" tanya Haechan sesaat setelah menghentikan pergerakan jemarinya pada puting Hana.
"Tidak ada. Lanjutkan saja!" Hana terkesan begitu dingin. Dan Haechan menjadi sedikit tidak nyaman dengan respons yang diberikan oleh Hana.
"Kau sedang tidak ingin melakukannya? Tidak masalah. Aku bisa menghentikannya sekarang." Haechan menjauh dari tubuh Hana. Memberi jarak yang sekiranya bisa membuat Hana menjadi lebih baik.
"Aku ingin melakukannya denganmu setiap hari." Jawaban Hana sontak membuat kening Haechan mengerut.
"Hana, kau yakin tidak terjadi sesuatu yang salah?" Hana menggeleng. Ia mendekat dan mendorong tubuh Haechan hingga berbaring pada ranjang.
"Aku ingin kerja sama ini cepat berakhir." Haechan terdiam. Jujur ia tak berpikir sejauh itu. Benar, ini semua hanya sebatas kerja sama.
Pikiran Haechan melayang jauh. Jika hubungan timbal balik ini telah usai, itu artinya ia tidak akan punya kesempatan lagi untuk bertemu dengan Hana.
"Hana ... aku berubah pikiran. Kita lakukan lain kali saja." Dengan kedua tangannya, Haechan menahan Hana agar tak menindih tubuhnya.
"Kenapa? Bukankah tadi kau bilang sangat menginginkanku? Ayo lakukan sesering mungkin. Agar aku bisa lepas darimu dan kerja sama konyol ini." Haechan menggeleng.
"Tidak. Tidak untuk kali ini. Tiba-tiba saja aku merasa tidak enak badan," elak Haechan sembari mengenakan kembali pakaian miliknya. Ia takut jika nantinya tak bisa lagi menemui Hana.
"Pakai dulu bajumu. Setelah itu aku akan mengantarmu pulang." Haechan berucap tanpa berani menatap Hana. Ia tahu saat ini Hana tengah menelanjangi dirinya dengan tatapan yang begitu sulit untuk dijelaskan.
"Aku bisa pulang sendiri. Kau istirahat saja kalau begitu. Bukankah tadi kau bilang sedang tidak enak badan?" Haechan menghela napas. Tidak semudah itu menahan gairahnya yang memuncak di depan Hana yang tengah berpakaian.
"Baiklah, terima kasih untuk pengertiannya." Hana mengangguk sekali.
"Aku pergi dulu." Hana mengambil tas miliknya yang tergeletak di atas nakas dan berlalu keluar dari apartemen Haechan.
Saat melihat Hana sudah benar-benar pergi, Haechan mendudukkan dirinya pada pinggiran ranjang. Menatap batang kemaluannya yang senantiasa berdiri tegak karena tak mendapatkan apa yang diharapkan.
"Bagaimana caranya agar aku punya alasan untuk selalu bertemu dengan Hana setelah semuanya berakhir?" Haechan kalut. Ia menjatuhkan diri dan mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangan.
Tak berselang lama, terdengar suara pintu apartemen miliknya kembali terbuka. Tentu saja ia langsung mengubah posisinya karena mengira Hana kembali lagi.
"Apa ada yang tertinggal, Han-" Haechan tak melanjutkan kata-katanya.
"Lia? Apa yang kau lakukan di sini?" Haechan terkejut bukan main. Sosok yang berdiri di hadapannya bukanlah Hana, melainkan Lia.
"Ekspresi macam apa itu? Tentu saja aku datang untuk mengunjungimu, Chan. Aku sangat merindukanmu." Lia menghambur memeluk erat tubuh Haechan. Ia sedikit kecewa saat Haechan tak balas memeluk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NC-T Dream's Library
FanfictionWARNING‼️ ADULTS ONLY‼️ MATURE AREA‼️ NC FANFICTION‼️ RUDE WORDS‼️ "Bijaklah dalam membaca dan memilih bacaan." * FOLLOW, VOTE DAN SPAM KOMEN * TAMBAHKAN KE PERPUSTAKAAN * TIDAK ADA FEEDBACK * INI HANYA FANFICTION‼️ JANGAN MEMPENGARUHI DUNIA NYATA ...