NonSense (09) - Lee Jeno

1.1K 26 17
                                    

Story by : Caffeine Addiction

Story by : Caffeine Addiction

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Happy Reading•

Mark menggeram karena sedari tadi ia gagal untuk menghubungi Bona. Tidak biasanya Bona bersikap seperti ini. Semua pesan dan panggilan darinya diabaikan begitu saja tanpa sebab yang jelas.

"What's wrong with you, Bona?" Mark menjatuhkan dirinya pada sofa kemudian mengacak rambutnya kasar. Rasanya aneh ketika ia tak mendapatkan kabar apa pun dari perempuan cantik tersebut.

Tett Tett

Mark mengalihkan pandangan ke arah pintu. Dengan malas ia berjalan dan berusaha mengintip dari lubang yang tersedia.

Ekspresi wajahnya berubah cerah begitu menyadari siapa yang bertamu ke apartemen miliknya pagi ini. Karena tak ingin membuang banyak waktu, Mark segera membuka pintu tersebut.

"Bona, finally you-"

Plak!

Mark membatu. Satu tamparan keras baru saja ia terima dari tangan halus Bona. Pikirannya seketika menjadi kosong dengan pandangan nanar ke arah Bona.

"Aku tidak menyangka ternyata kamu bisa sejahat itu, Mark," desis Bona dengan sorot mata yang penuh amarah. Mark yang tidak mengerti apa-apa kini hanya mampu mengusap pipinya sembari menggelengkan kepala.

"What's wrong?"

"Masih bisa bertanya seperti itu? Jangan berpura-pura bodoh, Mark. Aku pikir kamu bisa dipercaya, tapi ternyata justru sebaliknya." Bona mulai menitikkan air mata. Perasaan dikhianati telah mengambil alih pikirannya.

"Wa-wait! Kita bicarakan semuanya baik-baik di dalam. Aku benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi. Tolong, masuklah dulu." Mark berusaha meraih tangan Bona, namun ditepis kasar oleh perempuan cantik itu.

"Okay, sorry." Mark mengangkat kedua tangannya di depan dada dan menggeser posisinya agar Bona bisa masuk ke dalam. Ia masih bingung kenapa Bona bisa membenci dirinya tanpa sebab.

"Duduklah, biar aku ambilkan minum."

"Tidak perlu. Aku tidak membutuhkan itu. Aku kemari hanya ingin mendengar alasanmu. Kenapa kamu bersekongkol dengan wanita murahan itu, Mark?" Mark terdiam. Mencoba untuk mencerna satu pertanyaan yang Bona berikan.

"Bersekongkol? Wanita murahan?" Mark bertanya memastikan.

"Coba kau dengarkan rekaman suara ini." Bona mengeluarkan ponsel miliknya. Merasa penasaran, Mark memilih duduk tepat di hadapan Bona.

// "Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu. Semuanya sudah jelas, bukan? Kita bekerja sama demi keuntungan masing-masing. Kau juga diuntungkan di sini. Jangan lupakan itu!"

"Apa kau sadar jika semua sikapmu ini berlebihan dan terlalu terburu-buru? Justru kau sendiri yang akan menggagalkan rencana kita."

"Coba kau lihat dirimu. Kau bahkan sudah memberikan semua harga dirimu pada Jeno, tapi dia tetap hanya menganggapmu sebagai mainan. Tidak lebih dari itu."

NC-T Dream's LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang