NonSense (01) - Lee Jeno

2.2K 63 28
                                    

Story by : Caffeine Addiction

Story by : Caffeine Addiction

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Happy Reading •

Suara decitan ranjang memecah kesunyian malam. Gemercik hujan mampu menambah gairah bagi sepasang insan yang tengah memanen madu dibalik selimut panjang.

"Jeno ... jangan mempermainkanku," tutur sang wanita dengan suara mendesah. Ia merasa tubuhnya sudah lemah tak berdaya. Setiap sentuhan dari pria yang menindihnya itu mampu membuat bulu kuduknya berdiri tegak.

"Masukkan saja, Jen! Aku mohon." Jeno Lee, pria tampan dengan rahang tegas itu tersenyum penuh kemenangan. Menatap wanita di bawah kendalinya kini memohon untuk ia jamah.

"Jangan mengaturku, Kang Miyeon," desis Jeno tepat di depan telinga wanita bertubuh aduhai tersebut.

Jeno menggerakkan kedua tangannya semakin brutal meremas dan mengguncangkan payudara Miyeon. Sesekali ia juga menarik puting Miyeon yang sudah menantang untuk dimanjakan.

Jeno membuka celananya dengan sedikit terburu-buru. Betapa terperangahnya Miyeon mendapati kejantanan Jeno yang ukurannya lebih besar dari yang ia bayangkan sebelumnya.

"Kenapa? Belum pernah melihat yang sebesar ini, Kang Miyeon?" Jeno tergelak. Miyeon mencengkeram seprei bersiap untuk menerima kejantanan Jeno yang akan menggasak lubang kemaluannya yang sudah sangat basah.

Drrtt Drrtt

"Sial!" erang Jeno ketika mendengar ponsel miliknya bergetar hebat. Tampak kekecewaan di wajah Miyeon. Ia sudah sangat mendambakan kejantanan Jeno, tapi pria tampan itu justru memilih untuk mengangkat telefonnya.

"Ada apa?" Suara berat Jeno menginterupsi. Jika dilihat dari nada bicaranya, Jeno tidak suka dengan seseorang yang saat ini tersambung dengannya melalui jaringan telefon.

"Kau di mana?" Suara perempuan terdengar dari seberang telefon. Sontak decakan kesal meluncur dari bibir Jeno.

"Kau pasti sudah tahu aku ada di mana sekarang. Ada urusan apa?" Perempuan di seberang hanya berdehem ringan.

"Ini malam pertama kita, tapi kau justru unboxing wanita lain. Bagus sekali, Jeno Lee." Jeno tak memberikan respons berarti. Hanya mengindik acuh yang jelas tak akan terlihat oleh lawan bicaranya.

"Kenapa? Kau ingin aku manjakan? Kau ingin merasakan sentuhanku? Atau ... kau ingin menikmati kejantananku?" Jeno menyeringai. Ia sangat yakin jika perkataannya pasti akan membuat perempuan yang telah menjadi istrinya itu bergidik ngeri.

"Ha ha ha ha. Apa yang sedang kau katakan? Ingin menikmati kejantananmu? Apa yang harus aku nikmati? Ukurannya saja sebesar jari kelingkingku." Gigi Jeno bergemeletuk mendengar penuturan sang istri yang berbanding terbalik dengan harapannya.

NC-T Dream's LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang