Story by : Caffeine Addiction
🌻Happy Reading🌻––––
Pagi ini tanpa disadari Hana berulang kali menampilkan senyuman terbaiknya. Setelah berkirim pesan dengan Haechan hampir semalaman, mereka akhirnya memutuskan untuk pergi bersama menikmati akhir pekan.
Hana menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Ia sengaja memoles tipis wajahnya demi bertemu dengan Haechan hari ini. Setelah kejadian kemarin, Hana merasa ada yang lain dalam dirinya. Namun ia juga belum terlalu yakin tentang apa itu yang berubah.
Tok Tok!
Pintu rumahnya diketuk dan Hana sudah bisa menebak siapa yang datang. Tanpa membuang banyak waktu ia berjalan menuju ke arah pintu utama.
“Selamat pagi,” sapa Haechan dengan wajah tampan berhiaskan senyuman menawan.
“Kita pergi sekarang?” Hana hanya menjawab pertanyaan Haechan dengan sebuah anggukan ringan. Ia tersipu kala Haechan menyerahkan setangkai bunga yang entah lelaki itu dapatkan dari mana.
“Aku harus berpamitan dulu pada paman,” tutur Haechan tak melupakan sopan santunnya.
“Papa baru saja minum obat dan saat ini sedang tertidur. Jangan khawatir karena aku sudah minta izin tadi. Kita bisa berangkat sekarang.” Mendengar hal itu, Haechan akhirnya mengurungkan niat untuk bertemu dengan ayah Hana.
“Kalau begitu ayo berangkat!” Haechan menuntun langkah Hana menuju ke arah mobil miliknya yang terparkir di halaman. Setelah membuka pintu, ia mengisyaratkan Hana untuk segera masuk.
“Kita cari makan dulu. Kau pasti belum sarapan, kan?” Haechan dengan sigap memasang sabuk pengaman pada tubuh Hana.
“Kau mau makan di mana?” tanya Haechan sembari menghidupkan mesin mobilnya perlahan meninggalkan area rumah Hana.
“Aku sedang ingin makan bubur ayam,” jawab Hana tanpa berbelit.
“Bubur ayam? Sepertinya aku tahu di mana tempat menjual bubur ayam yang lezat. Mau ke sana?”
“Boleh.”
Haechan sempat melirik ke arah Hana sambil tersenyum sebelum menambah kecepatan laju mobilnya agar segera sampai di tujuan.
Setelah menempuh waktu hampir lima belas menit, Haechan menepikan mobilnya di depan sebuah rumah makan dengan dekorasi ala Jepang.
“Di sini menjual bubur ayam?” Hana terlihat ragu. Bagaimana tidak, rumah makan di hadapannya saat ini sungguh besar dan mewah. Dilihat sekilas saja sudah tercium betapa mahal harga menu yang dijual di sana.
“Tentu saja. Kenapa? Apa kau berubah pikiran sekarang? Bubur di sini sangat lezat, jadi kau harus mencobanya.” Haechan tidak membaca ekspresi wajah Hana yang sedikit panik.
“Harga makanan di sini pasti mahal. Uangku tidak sebanyak itu, Lee Haechan.” Suara Hana sangat lirih, tapi Haechan bisa mendengarnya dengan jelas.
Haechan menundukkan sedikit tubuhnya dan berbisik tepat di depan telinga Hana, “Aku tidak menyuruhmu untuk membayar. Cukup makan dengan nyaman, Go Hana. Aku yang bayar.”
Hana menatap ke arah Haechan ketika lelaki tampan itu memamerkan senyumannya. “Benarkah?”
Haechan mengangguk dan mulai berjalan mendahului Hana. “Ayo!”
Saat berada di dalam, Haechan sengaja memesan beberapa makanan yang menurutnya paling lezat di sana. Bibir Hana tak berhenti takjub melihat godaan setiap makanan yang tersuguh tepat di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NC-T Dream's Library
FanfictionWARNING‼️ ADULTS ONLY‼️ MATURE AREA‼️ NC FANFICTION‼️ RUDE WORDS‼️ "Bijaklah dalam membaca dan memilih bacaan." * FOLLOW, VOTE DAN SPAM KOMEN * TAMBAHKAN KE PERPUSTAKAAN * TIDAK ADA FEEDBACK * INI HANYA FANFICTION‼️ JANGAN MEMPENGARUHI DUNIA NYATA ...