Apartment '6006' (08) - Lee Haechan

1.2K 50 36
                                    

Story by : Caffeine Addiction🌻Happy Reading🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Story by : Caffeine Addiction
🌻Happy Reading🌻

----

Haechan menjatuhkan tubuhnya ke ranjang. Beberapa kali ia mengusap kasar wajah dan mengacak rambutnya. Frustrasi, ia tak berhasil menemui Hana. Padahal ia sudah mendatangi gadis itu hampir tiap hari selama satu minggu ini.

"Dia ke mana?" lirih Haechan. Pasalnya ia melihat kediaman Hana kosong. Ia sempat bertanya pada tetangga Hana, tapi tak seorang pun mengetahuinya.

Kling!

Suara notifikasi dari ponsel yang tergeletak itu terdengar memecah keheningan. Kening Haechan mengerut dan detik itu juga ia mengubah posisinya menjadi bersandar pada dua bantal di belakang punggungnya.

"Apa ini?" Haechan heran saat ada nominal uang yang masuk ke dalam rekening miliknya. Rasa terkejutnya semakin menjadi tatkala ia mengetahui jika uang itu berasal dari rekening Hana.

"Hana? Apa maksudnya?" Kedua mata Haechan masih menatap penuh tanya bukti transfer yang tertera di layar. "Empat puluh delapan juta?"

Haechan bergeming. Mencoba memutar otaknya melihat nominal uang yang cukup banyak itu. Sejujurnya ia masih tidak mengerti untuk apa Hana mengirim uang sebanyak itu. Namun setelah berpikir cukup lama, Haechan akhirnya menyadari sesuatu.

"Tidak mungkin," elak Haechan kemudian meraih jaket hitam miliknya dan bergegas keluar. Ia berjalan cepat melewati koridor apartemen yang cukup panjang untuk menuju ke area parkir. Tempat di mana mobil miliknya terparkir.

Tak ingin membuang banyak waktu ia menghidupkan mesin mobil dan melajukannya cepat kembali menuju kediaman Hana. Dalam hati ia sangat berharap jika Hana ada di sana kali ini.

"Sial!" geram Haechan kala ia hampir saja menyenggol kendaraan lain karena tidak bisa fokus mengemudi. Pikirannya kalut dan terlalu banyak pertanyaan yang memenuhi kepalanya. Ia harus bertemu dengan Hana secepatnya.

Hampir dua puluh menit berlalu. Haechan turun dari mobil miliknya dan bergegas mendekat ke arah pintu utama rumah Hana. Ia mengulurkan tangan dan menekan bel yang tersedia.

"Ayolah, Hana," cemas Haechan. Ia menggigit bibir bawah dan mencoba untuk mengintip ke dalam rumah Hana melalui jendela. Ia tersenyum saat melihat siluet seorang perempuan mendekat dari arah dalam.

Klek!

Pintu itu terbuka bersamaan dengan lunturnya senyuman Haechan. Pasalnya sosok perempuan yang berdiri di hadapannya saat ini bukanlah Hana. Perempuan paruh baya itu terlihat kebingungan melihat ekspresi wajah Haechan.

NC-T Dream's LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang