NonSense (07) - Lee Jeno

1K 23 13
                                    

Story by : Caffeine Addiction

Story by : Caffeine Addiction

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Happy Reading•

Seorang lelaki tampan berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya yang berukuran cukup besar. Ekspresi wajahnya tampak cemas. Berulang kali ia melihat ke arah jendela seolah tengah memastikan sesuatu.

“Apa waktu memang berjalan selambat ini setiap hari?” ujarnya pada diri sendiri. Matanya bergerak melirik jam mahal yang melingkari pergelangan tangannya.

“Aku harap dia benar datang.” Ia memilih untuk berhenti dibalik jendela. Menatap lurus ke arah pagar besar yang terbuka lebar.

Tin tin!

Suara klakson mobil itu berhasil menarik ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman. Dengan tak sabar ia bergegas keluar dari kamar untuk menyambut seseorang yang kini telah memasuki kawasan rumah mewahnya.

Klek!

Pintu utama itu terbuka. Senyumannya semakin merekah menemukan sosok cantik berdiri tepat di hadapannya. Ia menggeser tubuhnya memberi ruang agar perempuan cantik itu bisa masuk ke dalam rumahnya.

“Sepi sekali. Apa kamu tinggal sendiri di sini?” Bona, perempuan cantik itu menyadari keadaan dan suasana yang cukup senyap. Ia segera duduk di sofa sesuai dengan titah pria tampan yang sedari tadi terus memperhatikan dirinya.

“Ya, aku sendirian di sini.” Bona menganggukkan kepalanya beberapa kali.

“Hebat sekali kamu bisa mengurus rumah sebesar ini sendirian. Benar-benar mandiri,” puji Bona tulus. Ia menyerahkan bingkisan kecil yang sedari tadi berada di dalam genggaman tangannya.

“Kamu tidak perlu repot seperti ini.” Mark mengambil alih kantung itu dari tangan Bona dan meletakkannya di atas meja. Setelah itu ia mengambil posisi tepat di samping perempuan cantik tersebut.

Sorry for making you come here so late at night.” Mark menyuguhkan beberapa camilan untuk Bona. Jantungnya berdegup kencang setiap kali melihat Bona tersenyum amat manis.

“Ini baru jam tujuh malam. Tidak perlu minta maaf. Tapi ... ada apa kamu memintaku untuk datang kemari?” Bona mengunci matanya pada sosok Mark yang kini terlihat gelagapan dan salah tingkah.

“Aku hanya ingin bercerita tentang sesuatu padamu. Aku tidak tahu harus meminta pendapat soal ini pada siapa lagi, jadi aku memintamu untuk datang kemari.” Mark mulai menjelaskan perlahan.

“Soal apa itu?”

“Tunggu sebentar. Biar aku buatkan minuman hangat terlebih dahulu.” Mark bangkit dan berjalan menuju ke arah dapur.

NC-T Dream's LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang