SEMESTA-08

19 6 0
                                    

"Level tertinggi merindukan seseorang adalah, merindukan seseorang yang telah berpulang ke pangkuan Tuhan."—Kaluna Amora.

8. Orang kaya gabut

"Aku belum mau pulang, Ma," ucap Luna berbicara pada diri  sendiri, seolah sedang menolak ucapan sang mama yang menyuruhnya pulang. Bunga tulip yang ia bawa sudah sedikit layu karena sengatan matahari.

"Aku masih kangen banget sama Mama. Kapan lagi, coba, aku datang kesini? Keluar rumah aja susah. Kalau Papa marah, dikit-dikit aku dikurung. Papa sekarang hebat banget, lho, Ma. Sekarang Papa disiplin, udah kayak robot aja. Kan sekarang ada yang mengatur, siapa lagi kalau bukan sahabat munafik Mama itu?" adu Luna terkekeh pelan, meluapkan semua keluh kesahnya pada makam Airin.

Saat mau datang ke tempat peristirahatan terakhir Airin saja, Luna harus bertengkar terlebih dahulu dengan Liam. Mengingat kejadian tadi, Luna mengepalkan tangannya. Luna benci pada pengkhianat.

Kaki cewek itu mulai terasa kesemutan. Luna bangkit berdiri, menatap makam Airin dengan senyuman tipis. "Aku pulang dulu, ya, Ma. Kalau ada waktu aku janji bakal kesini lagi."

Saat ditengah perjalanan, Luna sedikit menyipitkan mata kala melihat punggung tegap yang ia kenali. Kepala seseorang itu sedikit menunduk dengan tangan sebelahnya yang terlihat memegang pulpen dan menuliskan sesuatu diatas kertas.

"Semesta?" cengo Luna.

Luna berdiri memandangi Semesta yang entah sedang melakukan apa, tapi beberapa detik kemudian cowok itu berdiri. Luna sedikit panik lalu bersembunyi dibalik pohon yang cukup besar di pemakaman itu. Terdengar suara mesin motor cowok itu sudah melesat meninggalkan TPU Cahaya Indah, barulah Luna dengan segala rasa penasarannya mendekati makam yang tadi Semesta kunjungi.

Diatas makam Bumi, terlihat origami biru yang tadi Semesta bawa telah cowok itu bentuk menjadi pesawat kertas walaupun bentuknya tidak sempurna karena kertasnya kusut.

"Dosa nggak kalau gue buka?" gumam Luna polos. Cewek itu berjongkok lalu memungut pesawat kertas tadi.

"Bumi, gue lihat dikit, ya?" izinnya pada makam Bumi.

Luna membuka lipatan origami biru itu yang isinya sudah penuh dengan goresan pulpen. Tulisannya juga sedikit berantakan. Tapi, kata-kata didalamnya membuat dada Luna terasa sesak.

 Tapi, kata-kata didalamnya membuat dada Luna terasa sesak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia sungguh tidak menyangka. Semesta, cowok aneh yang ia anggap setengah gila ternyata sedang menutupi lukanya dengan senyum dan tawa.

Semesta ... Lo kenapa?  batin Luna.

•Semesta•

Suara bising motor arena balapan malam itu terdengar riuh. Disana, seorang cowok dengan motor sportnya menggeber-geber gas motor yang sedang ia tumpangi. Jaket kulit berwarna hitam dengan lambang kepala elang bermata biru dan memakai mahkota terpampang dengan gagahnya di bagian punggung cowok itu. Dia adalah Semesta.

SEMESTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang