SEMESTA-09

14 6 0
                                    

9. Anak berharga

Hari Senin adalah hari yang paling menyibukkan sekaligus menyebalkan. Contoh hari ini, ketika semua orang sudah bersiap-siap untuk mengikuti upacara Luna masih mengobrak-abrik isi tas, mencari keberadaan topinya yang entah kemana.

"Mampus, dijemur nih gue," gumam Luna memaki dirinya sendiri.

Tapi tak lama setelah itu, sebuah tangan kekar mendarat di kepalanya, memakaikan sebuah topi. Luna berbalik, dan mendongak menatap sang pelaku.

"Supaya nggak dijemur," jelas Semesta.

"Tapi—"

Belum selesai Luna bicara, cowok itu justru menepuk puncak kepalanya dan meninggalkan gadis itu. Terdengar pengumuman lagi dari pengeras suara, Luna segera berlari menuju lapangan dan berbaris dengan siswi yang lain.

Upacara telah berjalan sekitar dua puluh menit, saat pembina memaparkan amanatnya, pandangan semua murid malah tertuju pada kelima cowok yang baru saja datang digiring oleh guru BK mereka, Pak Bambang tapi bukan Bambang Pamungkas.

Guru berperawakan pendek dengan perut buncit itu sesekali melesatkan rotan yang ada ditangannya pada pantat kelima murid nakal yang ia giring tadi.

Bu Nuri, yang saat itu sedang berdiri di atas podium upacara hanya bisa menghela nafas dan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Semesta dan teman-temannya.

"Gara! Kamu mau sekolah apa mau jadi preman? Lihat penampilan kamu!" sentak Bu Nuri pada Gara, menatap tajam kearah cowok itu dari atas hingga bawah.

Baju yang dikeluarkan dengan dua kancing teratas yang dibuka, rambut acak-acakan dan dasi yang ia ikat di keningnya. Gara bisa melihat dari barisan siswi di kelasnya, Jingga, pacarnya, sudah melemparkan tatapan maut. Bisa dipastikan setelah ini Gara akan mendapatkan kultum dari wakil ketua OSIS itu.

"KALIAN JUGA BEREMPAT!"

Semesta, Calvin, Jevan dan El terlonjak. Sedetik kemudian, mereka menunduk. Bukan merasa takut, tapi mereka menyembunyikan tawa melihat ekspresi kocak Bu Nuri.

"Semesta, kamu kenapa bolos upacara?"

"Topinya hilang, Bu, curiga digondol si Rembo," kilah Semesta.

Calvin, yang mendengar nama ayamnya dibawa-bawa lantas memelototi Semesta.  "Ayam gue nggak mungkin mau ngegondol topi bau azab punya lo!"

Bu Nuri hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah ajaib muridnya ini. "Calvin ...."

"Dalem, Bu?" sahut Calvin bersemangat.

"Alasan kamu apa?"

"A-anu, Bu, tadi saya harus bawa Rembo ke spa dulu, makanya telat sekolah!" elak Calvin.

Bu Nuri mengerutkan keningnya. "Spa?"

"Iya, Bu, soalnya Rembo harus treatment supaya mukanya nggak keriput kayak Ibu!"

"CALVIN HABIS INI KAMU BERSIHKAN SELURUH TOILET!"

•Semesta•

Jam 12 siang, semua murid dipulangkan karena para guru dan staf mengadakan rapat dadakan bersama Sera, Bunda Gara, yang notabenenya pendiri SMA Rajawali. Semesta mengatur nafasnya yang terasa tersengal karena habis membersihkan toilet sekolah bersama sahabat-sahabatnya.

Luna mengulurkan botol minumnya yang berwarna hitam kepada Semesta yang baru saja sampai di dalam kelas.

"Buat gue?" tanya Semesta.

Luna berdecak menarik tangan Semesta lalu memberikan botol minum itu.

"Thanks." Luna mengangguk.

"Lo mau langsung pulang?" tanya Semesta menyadari bahwa Luna telah memakai tasnya.

SEMESTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang