Chapter 5 : Remembering

249 39 0
                                    


Beberapa hari setelah insiden mengerikan penuh korban dan pengorbanan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa hari setelah insiden mengerikan penuh korban dan pengorbanan itu. Lubang di dinding yang menjadi aset masuknya titan tak berakal berhasil di tutup hari itu juga oleh bantuan titan. Namun yang mengejutkan lagi, terdapat sosok yang keluar dari tengkuk titan, menjadi sangat terkenal hingga sekarang. Keponakan [Name], Eren Yeager.

Hari ini menjadi hari Eren diadili. Apakah akan dihukum mati? Atau tetap dibiarkan hidup dibawa naungan pasukan pengintai. Tidak ada yang tahu setelah Zackly Darius—selaku pemimpin tertinggi tiga divisi, memutuskan keputusannya. Eren lalu diberi kesempatan hidup lebih lama, dengan syarat dimasukkan dalam regu Kapten Levi.

Regu khusus Kapten Levi diperintahkan untuk membawa Eren ke sebuah markas tersembunyi, sebuah kastil kecil tua yang perlu di bersihkan. Sekaligus sebagai tempat Hanji—Ilmuan gila titan, itu melangsungkan eksperimen bersama dengan bocah titan.

Acara bersih-bersih kastil berakhir hingga malam. Dalam sebuah ruangan dengan meja panjang yang nampaknya menjadi aula kecil tempat mereka makan dan berdiskusi.

Diterangi tiga buah lilin di tengah meja. Eren datang terlebih dahulu di banding seniornya yang lain, tapi sampai di sana ternyata sudah ada orang menempati salah satu kursi. Siapa lagi jika bukan Kapten Levi, yang dijuluki sebagai manusia terkuat dengan kekuatan setara dengan titan.

Eren melangkah menuju bangku paling ujung. Baginya semua ini masih terasa baru, rasanya baru kemarin ia merasa senang sebab lulus dari pelatihan dan akan menjadi salah prajurit pembebas. Namun banyak ekspektasi yang terpatahkan oleh sebuah fakta yang bahkan dirinya tidak terima. Menjadi titan apanya, dia benci titan yang sudah membuat umat manusia terpaksa hidup bagai ternak dalam dinding. Tetapi dengan kekuatan ini seluruh umat manusia lebih dekat pada kebenaran dunia dibalik dinding.

Ia tak yakin apa yang barusan terpikir olehnya, bertanya apakah ia harus menerima kekuatan ini atau malah membencinya. Padahal ia berharap hidup normal seperti prajurit yang lain, tanpa beban janji dipikul pundak. Entahlah dia tidak mengerti kenapa merasa sangat bertanggung jawab dengan semua itu. Mungkin dia memang harus menerimanya secara perlahan, sehingga tidak menambah beban lagi baginya.

"Eren, jernihkan pikiranmu," tegur Levi, yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik bocah itu. Hanya berjaga-jaga jika dia akan melakukan sesuatu.

"Baik, Kapten."

"Jika ada hal yang ingin kau bicarakan, katakan." Levi tetap menatapnya dengan tatapan dingin dan tajam miliknya.

"Tidak ada hal penting, aku hanya memikirkan keadaan keluargaku."

"Ibumu?" tanya Levi.

"Bukan, ibuku sudah meninggal lima tahun lalu. Aku memikirkan bibiku, meski sebenarnya bukan bibi asli. Dia adik angkat ayahku. Aku tidak terlalu tahu tentangnya, dia wanita yang tertutup tapi sangat penyayang. Setelah ibuku meninggal dia yang merawatku bersama Mikasa dan Armin. Meski begitu, dia orang yang lebih mementingkan kepentingan dan keselamatan orang lain dibanding dirinya sendiri. Jika ada masalah, dia lebih suka menyelesaikannya sendiri dari pada merepotkan orang lain. Bibi benar-benar wanita yang kuat," jelas Eren dengan wajah sedikit berkerut.

Reflections Of Time (Levi X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang