Chapter 29 : The Unpredicted

96 8 0
                                    

Sepanjang hidup [Name] setelah dia kehilangan ingatan, ia selalu terbayang-bayang oleh rasa khawatir yang entah darimana asalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang hidup [Name] setelah dia kehilangan ingatan, ia selalu terbayang-bayang oleh rasa khawatir yang entah darimana asalnya. Sekuat mungkin ia berusaha menutupinya dengan ekspresi datar yang kini sudah menjadi cara dirinya dikenal. Daripada ditinggalkan karena dianggap aneh, ia lebih memilih ditinggalkan karena dianggap tidak ramah.

Namun, terkadang ada beberapa kali dirinya tidak bisa mengontrol emosi dan rasa khawatir itu. Pikirannya sudah cukup lelah untuk mengurutkan satu per satu hal yang harus dilakukan. Sehingga dengan sisa kekuatan yang ada, ia bergerak langsung ke puncak masalah tanpa memperhatikan hal yang lain. Disaat dalam situasi itu, yang [Name] pikirkan hanya menyelesaikan masalah dengan cepat.

Karena ia sudah terlalu lelah. Sedangkan masalah tidak kunjung menemui ujungnya.

Hingga pada akhirnya itulah yang membuat [Name] berlari dengan kedua tangan siap menarik pedang di saat harusnya ia tidak perlu melakukan apa-apa. Perasaan khawatir serta lelah membuatnya sulit berpikir jernih.

Mungkin harusnya ia bisa bergerak lebih cepat lagi seandainya ia masih memiliki kekuatan lebih. Atau dirinya saja yang terlambat bergerak, terlalu lama memikirkan ini itu sampai kehilangan tempo.

Iya. Sudah terlambat.

Cahaya matahari menyeruak muncul dari balik awan. Reiner melepas perban luka. Tangannya memunculkan uap dan luka bekas gigitan titan perlahan sembuh seperti semula. Mungkin situasi terburuklah yang akan terjadi, meski ia masih belum tahu akan seburuk apa kemungkinan itu.

Reiner dan Bertold sudah siap untuk menyerang Eren, tapi Mikasa yang tak jauh ada di sana dengan cepat muncul dari belakang mengarahkan pedangnya pada dua penghianat. [Name] urung ikut menyerang, yang lebih penting adalah menyelamatkan Eren yang menjadi target dua orang itu. Mikasa berhasil melukai mereka, meski niat awalnya ingin memutuskan kepala dua orang tersebut.

[Name] sedikit lebihnya mengerti karena ia jelas melihat raut wajah ponakannya itu ketika akan menebas, serta ekspresi apa yang Reiner dan Bertold tunjukkan. Mereka setidaknya menghabiskan tiga tahun terakhir di tempat yang sama. Mereka hanyalah anak remaja yang terpaksa melakukan segalanya karena tuntutan hidup di dunia yang kejam ini. Entah apa pun yang mendorong mereka sampai bisa berada dalam siatuasi itu, mereka pun jika ingin jujur tidak ingin melakukan hal yang buruk.

[Name] sendiri tidak mengingat bagaimana masa remajanya berjalan. Ia lebih suka menganggap kalau dirinya melewatkan masa itu. Jika ia diberi kesempatan untuk memilih mungkin ia akan mengambil hidup damai dan tenang ketimbang harus berada di dunia seperti ini. Dibalik semua pemikiran ini [Name] sadar, semua orang pantas mendapatkan hidup yang jauh lebih baik.

Namun, rasanya sudah terlambat. Reiner dan Bertold terlanjur melakukan transformasi. Pergelangan tangan Eren tak sengaja terlepas dari gegaman [Name], terhempas keluar dari dinding. Pun Mikasa yang paling dekat dengan area transformasi langsung pergi menancapkan jangkar alat manuver di sisi dinding.

Reflections Of Time (Levi X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang