"[Name], aku menyukaimu!"Wanita itu terdiam, menarik senyum kecil dengan sedikit terpaksa. Kata itu tak lagi memiliki ketertarikan di telinga wanita itu jika seorang pria ingin melamar yang datang mengatakannya. Beda halnya dengan anak kecil ini, hatinya meleleh dihadapkan dengan anak-anak. Berbanding terbalik dengan ekspresi yang muncul membingkai wajah cantiknya.
Wanita tinggi ini hanya di tempat, sampainya tuan dan nyonya rumah mewah ini datang di balik pintu setinggi tiga meter atau mungkin lebih. [Name] langsung berdiri dan memberi hormat pada mereka. Anak itu berlari pergi menghampiri orang tuanya.
"Wah, James, apa yang barusan kau katakan pada bibi ini?" Ibunya mencubit pipi anak berambut blonde ini.
James menenggelamkan wajahnya pada busana mahal milik ibunya—malu. Tuan Bergmann pun ikut tertawa. Nampak puas dengan hasil kerja wanita ini hanya dalam beberapa jam. Bahkan James yang katanya selalu menolak semua guru yang diberikan padanya kini begitu menyukainya. Sebenarnya dirinya sendiri bingung, di sekolah anak-anak akan menyukai pengajarnya setelah berbulan-bulan. Dan anak ini, dia menyukai [Name] begitu cepat. Padahal ia tidak melakukan usaha apapun untuk terlihat menarik.
"Jika kau berhasil membuat anakku menyelesaikan pendidikan yang tertinggal dalam sebulan ini, akan aku naikkan gajimu lebih dari kesepakatan awal," ujar Tuan Bergmann.
"Terima kasih, Tuan Bergmann."
"Jangan begitu, Nona [Name]." Nyonya Bergmann tertawa ikut menimpali. "Kami akan memberikan apapun yang kau minta, bahkan jika kau ingin tinggal dalam di sini kami bisa mengurusnya."
Itu adalah kesempatan yang sangat jarang dia atau bahkan warga biasa luar dinding ini bisa dapatkan. Hidup secara terhormat bersama bangsawan lainnya. Semua warga biasa mengingankan hal itu, apalagi menjadi tempat teraman dari tiga dinding lainnya. Selain itu dia bisa lebih menghemat waktu untuk pergi ke Kota Bawah Tanah dan distrik dinding ini.
"Sekali lagi aku berterima kasih atas kebaikan dan belas kasih kalian, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk beberapa minggu ini." [Name] menunduk, menghaluskan setiap katanya agar tidak ada yang tersinggung.
"Iya, itu terserah kau, kami tidak akan menutup tawaran kami sampai waktu kerjamu habis."
[Name] mengangguk pelan, kembali berterima kasih. "Kalau begitu aku pergi dulu, Tuan dan Nyonya." Wanita itu segera berjalan keluar dari ruangan itu. Matanya dan mata James saling bertaut beberapa detik. "Sampai jumpa besok, James."
Hingga akhirnya ia keluar dari masion bangsawan itu. Dengan telinga yang sensitif ia mendengar begitu banyak hal tentang dirinya yang bicarakan pelayan-pelayan rumah itu. Siapa yang akan ambil pusing, bahkan cacian yang paling parah sering ia dengar dari mangsa yang pernah dia bunuh.
Gadis itu berjalan menyusuri gang tersepi di distrik itu. Ia ingin menemui Yan untuk meminta tugas baru, atau ingin bertanya apa ada orang yang mengirim pesan padanya meminta untuk membunuh seseorang. Jika tak ada, setidaknya ia bisa minum teh bersama kelompok bandit Yan seperti waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reflections Of Time (Levi X Reader)
FanfictionApalah arti masa depan bagi [Name], wanita yang tidak dia ketahui penyebabnya terbangun dalam keadaan tak memiliki apa-apa. Wanita yang tak sengaja terlempar jauh dari garis takdirnya. Setelah hari dirinya terbangun, rasa sakit tak terbaya...