Chapter 21 : A Glimmer of Hope

173 14 0
                                    

Ekspedisi hari ini telah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ekspedisi hari ini telah selesai. Beberapa hari ke depan, tak sampai satu minggu, Erwin sebagai komandan pasukan pengintai akan dipanggil menuju ibukota untuk dimintai pertanggungjawaban. Biaya yang habis dan jumlah korban menjadi alasan kuat bagi kelompok pendukung pasukan pengintai untuk kehilangan kepercayaannya. Mau tidak mau Eren pun harus diserahkan pada pihak pengadilan.

Tidak! [Name] tak akan membiarkan keponakannya disiksa seperti yang Hanji katakan padanya waktu itu. Wanita itu tergesa-gesa berjalan menuju ruangan kerja Erwin. Dia juga tak menemukan temannya dimana saja. Eren dan kapten cebol itu diperintahkan Erwin untuk bersembunyi di kastil tua hingga komandannya yang datang ke sana.

Kejadian saat ia memutuskan untuk tidak mengikuti perintah Levi, tapi tetap menjaga keselamatannya dengan menjaga jarak dari belakang. Cukup berjaga jarak tentunya agar dia tidak ketahuan, untuk memastikan keponakannya selamat, dan ingin mengetahui siapa orang di dalam tubuh Titan Wanita.

[Name] melihat bagaimana kerja sama antara Mikasa dan kapten cebol itu cukup membuatnya ternganga. Terutama dibagian cara memegang pedang pria itu yang beda dari orang lain. Mereka berdua memojokkan Titan Wanita itu sekejap. Tidak, bahkan yang benar-benar melukai titan itu hanya Levi seorang. Mikasa hanya bergerak sebagai pengalih fokus saja.

Kedua orang itu mencabik-cabik tubuh Titan Wanita ini tanpa ampun. Dia bisa melihat Levi yang menuangkan seluruh kemarahannya dengan merobek daging titan itu tanpa memberinya jeda. Pria itu sangat cepat. Tapi sesuatu terjadi, mungkin kakinya terluka atau keseleo untuk menyelamatkan Mikasa dari terjangan tangan raksasa itu. Meskipun pada akhirnya dia bisa mengambil Eren dari mulut titan tak tahu malu itu. Mereka berdua pergi segera.

Tidak dengan [Name]. Dia cukup penasaran dengan siapa yang di dalam sana. Apalagi tepat kedua orang hebat itu pergi, wanita itu melihat raksasa itu menangis. Wanita itu mendekat tapi masih dalam jarak aman. Tak akan bahaya kalau dia tak memacing orang itu keluar paksa meski tahu kini dia sudah kelelahan. Lebih baik dia menunggu tak lama hingga orang itu keluar sendirinya.

Kalau sampai segigih ini untuk merebut Eren. Apa yang memotivasinya sampai dia berani berbuat nekat seperti ini? Orang dalam titan itu pasti melakukan ini bukan karena hanya sekadar hobi membunuh, dia pasti punya alasan yang mendesaknya untuk berbuat hal tak manusiawi seperti ini. Walaupun sebenarnya wanita berambut hitam ini tak pantas mengatakan hal-hal berbau kemanusiaan karena dia lebih buruk dan lebih egois. Tetapi melihat kejadian ini membuat dadanya ikut merasakan sakit sebagai orang yang sama-sama dipaksa oleh keadaan.

Kemudian tengkuk Titan Wanita itu seketika berasap. Orang yang di dalam sana keluar. Entah kejutan apalagi yang dia lihat hari ini sampai tak membuat jantungnya istirahat dari berdenyut keras. Rambut blonde kuning dan mata biru yang indah. Anak itu adalah orang yang menyamar sebagai pasukan pengintai. Ia mengenalnya beberapa tahun lalu, meski tak sengaja.

Tangannya gemetar memegang pedang. Ia ingin sekali menangkap orang itu dan menunjukkannya pada Erwin dan Hanji supaya misi mereka tak jadi gagal. Misi ini harus tuntas seperti yang sudah Erwin susah payah rancang. Ya, seharusnya. Tetapi rasanya kali ini begitu berat, tidak secepat saat dirinya nekat sampai berani mengorbankan nyawa.

Reflections Of Time (Levi X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang