Chapter 15 : Starscape

188 23 2
                                    

"Perkenalkan, aku [Name]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Perkenalkan, aku [Name]. Kuharap kita bisa menjadi rekan baik." Wanita itu lalu membungkuk di hadapan lima orang termasuk Hanji.

"Yah, mulai sekarang [Name] masuk dalam regu kita, bersikap baiklah pada dia, oke?" Hanji menepuk kedua pundak teman wanitanya.

"Hai [Name], aku Nifa, bolehkah aku bertanya padamu?" tanya gadis berambut coklat terang di depannya. Wanita itu mengangguk sebagai jawaban.

"Aku mendengar banyak cerita tentangmu dan tak aku sangka kita menjadi rekan tim sekarang. Jadi apa kau betulan si kilat itu?"

Wanita itu dengan wajah datarnya—tidak memberi kesan mengintimidasi, hanya wajah datar yang biasa-biasa saja—sekali lagi menggangguk. "Iya, itu aku. Ternyata berita di sini sangat cepat tersebar."

"Ya tentu saja, karena jumlah kita paling sedikit jadi persebaran berita tak akan cukup memakan waktu." Gadis bernama Nifa ini. Entahlah [Name] merasa ada sensasi yang mengingatkan dirinya dengan seseorang yang dia kenal di masa lalu.

Telinganya sedikit mendengung dan kepalanya sedikit pusing. Memang tak baik bagi wanita itu terlalu memaksakan kerja otaknya untuk mengingat sesuatu. Tapi masalahnya adalah ketika dia memulai mengingat sesuatu, sulit baginya berhenti. Kepalanya seperti memberi komando tersendiri untuk berusaha mengingat.

"Kakak [Name]."

"Akh," ringis wanita itu, langsung menundukkan wajah hingga menyentuh lutut dengan kedua tangan menutup telinga.

"[Name], kau baik-baik saja?" Hanji terpenjat langsung berjongkok di samping temannya untuk menyamai posisi kepala mereka.

Wanita itu menggeleng kecil. Perlahan menaikkan posisi kepalanya seperti semula, meski masih sedikit berdenyut bagian pelipisnya. Ia berusaha untuk tidak menunjukkan rasa sakit sedikit pun dan tak ingin membuat orang bertanya-tanya akan dirinya. Mereka tak boleh tahu tentang [Name].

"Maafkan aku, aku hanya sedikit pusing tadi."

"Kau benar-benar baik, kan? Kalau begitu mau cari udara segar di luar?" tanya Hanji. Ia butuh jawaban agar dapat memastikan temannya sungguhan tak apa-apa. Yang ditanyai mengangguk.

"Ya sudah, kalian nikmatilah waktu istirahatnya setelah ini kalian harus melanjukan perjalanan ke markas utama, sampaikan laporan kalian dengan baik."

Ketiga orang itu menggangguk serentak. Lantas menyusul [Name] yang lebih dulu keluar dari kastil lama itu. Dicari-cari ternyata wanita itu sedang duduk di bawah pohon dengan tatapan kosong. Sedangkan di depan cukup jauh dari mereka, Hanji melihat regu Levi dan beberapa orang pasukan pengintai tengah beristirahat. Sebenarnya ini kesempatan untuk membuat [Name] kembali berteman baik dengan cebol itu. Tapi entah kenapa rasanya ia tak enak dengan Petra, wanita yang belakangan ini menjadi sangat dekat dengan Levi.

Hanji memilih duduk di sampingnya. Wanita berkacamata itu berpikir sebenarnya apa yang ada dalam kepala temannya ini. Dari laporan tiga anak asuhan wanita ini, bahkan sebelum dia menjelma menjadi seorang pembunuh bayaran, instingnya sangat tajam. Berkebalikan dengan yang terjadi saat ini, hampir lima menit Hanji duduk dan temannya seperti sangat sibuk dalam dunianya sampai-sampai instingnya tumpul.

Reflections Of Time (Levi X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang