Chapter 24 : Hidden Smile

225 13 0
                                    

Sore yang indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sore yang indah. Saat Matahari kala itu berada dipenghujung singgasananya, bersiap untuk berganti tugas dengan sang Bulan. Sinar oranye kemerahan menyentuh setiap titik dari bumi yang dilewatinya. Bahkan akan lebih indah lagi apabila wanita yang tengah menunggangi kuda coklat itu bisa menikmati pemandangan yang terpampang nyata di depan. Tidak memilih untuk merutuki beberapa hal tidak berguna yang terjadi di dapur.

Sayangnya, setelah beberapa kali membujuk hati untuk mengikhlaskan kesempatan yang memang datang tidak pada waktu yang tepat, tetap saja dirinya kali ini sulit. Dirinya memang sudah merencanakan untuk keluar bersama sejak beberapa hari lalu agar suasana kastil tidak menjadi sesuram itu. Tinggal membutuhkan alasan yang bisa membuat si cebol itu bisa ikut bersama. Mungkin memang ide itu terdengar gila, apalagi Erwin dengan jelas memerintahkan Levi untuk tidak keluar dari kastil sampai komandan itu datang.

Dirinya juga tidak memiliki kewajiban untuk tinggal di tempat itu sama sekali. Erwin memberikan [Name] kebebasan sampai ia akan diberikan tugas nantinya. Tidak tahu kapan. Di hari kosongnya itu sebenarnya dirinya juga bisa kembali untuk membersihkan rumahnya untuk menikmati waktu sendirinya lagi. Atau bahkan dia bisa pergi ke Kota Bawah Tanah untuk memamerkan prestasinya karena bisa kembali ke dalam dinding pada Yan dan kawanan banditnya.

Tetapi tidak. [Name] lebih memilih untuk berada di sisi orang-orang yang tengah larut dalam pikiran masing-masing. Bersama ponakannya yang merasa bersalah karena tidak berhasil mempertahankan senior yang telah mati-matian melindunginya.

Bukannya bermaksud tidak baik. Hanya saja, di sisi lain [Name] juga memikirkan dirinya sendiri membutuhkan istirahat setelah banyak hal yang terjadi selama ekspedisi itu. Wanita itu sendiri juga merasa tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja. Orang-orang yang telah mempertaruhkan hidup untuk kelangsungan Pasukan Pengintai patut untuk dihormati atas jasanya. Walaupun kenyataan berkata lain.

Tidak, semua itu hanyalah alasan semata yang diciptakan oleh otaknya untuk menolak fakta keberadaan sebenarnya di kastil tua itu. [Name] hanya tidak mau menerimanya dengan lapang. Terlalu memalukan untuk dipikirkan. Sangat tidak pantas.

Atas semua keributan yang terjadi dalam kelapanya. Satu hal yang hanya bisa dirinya tarik. Ikhlaskan dan jalani apa yang ada di depan mata. Memang sulit, bahkan orang sabar sekalipun memiliki batas kesabarannya. Masalahnya tidak ada yang bisa diperbuat dengan hal yang sudah berlalu, maka dari itu kesimpulannya hanya ikhlas.

Setelah lama menunggangi kuda. Akhirnya ia sampai di depan gerbang Distrik Trost. [Name] mengikat kudanya di pohon kemudian masuk melewati gerbang antara Dinding Rose dan distrik. Beberapa hari yang lalu dia mendatangi tempat ini juga untuk menemui Erwin. Saat itu tempat ini masih sama saja seperti biasa. Kali ini berbeda. Ada festival besar di dalam sana. Banyak sekali orang yang berkumpul. Cukup membuatnya terkejut.

Pasti ini karena efek terlalu lama dan fokus pada orang dalam kastil tua sehingga dirinya tidak tahu hal terbaru yang terjadi di tempat ini.

[Name] memutuskan untuk mendekati salah satu pasukan berseragam penjaga dinding yang tengah meneguk botol alkohol. Oh ayolah, mereka selalu seperti itu sampai terkadang membuat kesal. Di tempat ini tidak ada yang masih waras, semua orang terlihat mabuk. Dasar!

Reflections Of Time (Levi X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang