[Name] mengenali punggung yang jauh beberapa meter di depannya. Wanita itu menarik dan menghela nafas lebih panjang dari biasanya. Sorot hitam obsidiannya memilih turun perlahan menatap tempat pijakan kemudian mengikuti ke mana arah pemilik punggung berbalut jas hitam itu pergi.
Hanya untuk beberapa waktu itu, [Name] terbawa masuk ke dalam pikirannya. Terlalu banyak hal yang ada dalam kepala menunggu untuk dijawab. Pertanyaan baru yang muncul dari kejadian yang terjadi beberapa jam yang lalu. Tapi bukan waktu yang tepat untuk memikirkannya sekarang.
[Name] berjalan menerobos arus manusia dari Distrik Hermiha, warga sipil yang diminta untuk mengevakuasi diri ke tempat aman setelah berita pembobolan itu datang. [Name] penasaran apakah ia tak akan sengaja bertemu dengan Oliver, mengingat waktu itu dia mengatakan akan pindah ke distrik ini.
Wanita itu melihat satu per satu wajah orang-orang yang penuh tekanan. Dulu ia pernah merasakannya juga. Dengan sekuat tenaga berusaha mencapai gerbang dinding itu untuk menyelamatkan diri. Dimana hari itu ia lebih banyak melihat orang yang mementingkan keselamatan sendiri. Menutup mata terhadap orang lemah kemudian dibiarkan tertinggal menjadi santapan raksasa.
Dunia mungkin memang merancang manusia seperti itu. Meski yang keluar dimulut berbeda dengan apa yang diperbuat. Pada akhirnya yang lemah akan selalu menjadi yang tersingkirkan.
Sampai di sana [Name] melihat pemilik punggung tadi berjalan bersama seseorang yang tidak ia kenali. Nampak seperti seorang pendeta pemuja dinding kalau dilihat dari pakaiannya. Ini aneh, seharusnya dia tidak ada di sini. Apalagi mereka salah satu bagian dalam Dinding Sina yang membenci pasukan pengintai. Mereka juga orang-orang yang memprovokasi Eren dipengadilan sependengaran [Name] dari Mikasa dan Armin.
Kira-kira siapa orang itu?
Di depan sana ada Hanji. Akhirnya [Name] bisa bertemu lagi dengannya setelah banyak kejadian yang terjadi beberapa jam yang lalu. Ia yakin Hanji akan menggila mendengarkan ceritanya tentang Titan Binatang itu... dan kematian yang lagi-lagi terjadi karena ketidakmampuannya.
Semuanya terlihat ada di sini. Tiga ponakannya nampak baik-baik saja. Hanji berbalik datang menghampiri. Tidak kearahnya tapi ke pendeta itu. Sudah [Name] duga pria itu ada kaitannya dengan apa yang akan mereka hadapi kali ini. Dengan begitu ia yakin tidak ada yang menyadarinya di sini.
Hanji bertanya pada pendeta itu. "Apakah kau sudah berubah pikiran?"
Pendeta itu terdiam. "Sudah tidak ada waktu lagi! Kau harusnya mengerti, kan?!" desak Hanji.
Wajah si pendeta tampak lebih tertekan. "Aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Juga para penganut lain, dan tak akan berubah."
Hanji lebih kesal lagi memilih pergi sebab dikejar waktu. "Kalau begitu terima kasih!" Tapi langkah wanita penyuka titan itu terhenti saat pendeta kembali berbicara.
"Ini keputusan yang terlalu besar untuk diambil satu orang. Bagaimanapun kami para sekte pemuja harus patuh pada aturan yang mengikat kami."
"Aturan oleh siapa?" tanya Hanji lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reflections Of Time (Levi X Reader)
FanfictionApalah arti masa depan bagi [Name], wanita yang tidak dia ketahui penyebabnya terbangun dalam keadaan tak memiliki apa-apa. Wanita yang tak sengaja terlempar jauh dari garis takdirnya. Setelah hari dirinya terbangun, rasa sakit tak terbaya...