__________
“Naik.”
Plak. Brisha menampar pipi pelan, rasanya sakit. Ini bukan mimpi. Bahkan ia lupa cara berkedip gara-gara bengong menatap pahatan menawan di depannya yang menaiki motor ninja putih.
Jaziel yang jenuh didiamkan, menggeram jengkel di atas motor. Sejujurnya kalau bukan karena Arzhel yang memintanya menjemput Brisha, mana mau Jaziel repot-repot datang ke sini. Kecuali untuk jemput Arzhel, mungkin Jaziel berpikir dua kali.
“Gue bilang naik,” suruh Jaziel muak. Disusul respons Brisha yang kalang kabut.
“Eh, ah, m-maaf. Makasih nawarin gue tumpangan.”
“Arzhel yang minta. Motornya masih rusak.” Jaziel melempar helm pada Brisha. “Pake, buruan naik. Keburu bel masuk.”
“Tapi lo gak keberatan bonceng gue, kan?” tanya Brisha sungkan, segera memakai helm.
“Gak. Selagi pacar lo yang nyuruh, gue ringan-ringanin.”
“Jadi karena Arzhel, ya,” gumam Brisha tersenyum kecut, menyesal baper sendiri.
“Sini,” cakap Jaziel, menarik tubuh Brisha mendekat. Menyatukan tali helm yang belum tersambung di bawah dagu si gadis.
Brisha yang menerima tindakan kecil tak disangka itu, susah-payah agar tidak baper lagi.
“Beres,” tandas Jaziel, menepuk pucuk helm Brisha, dan tersenyum singkat. “Ceroboh banget. Lain kali tali helmnya pasang. Ayo, naik.”
‘GUSTIII GIMANA MAU GAK BAPER DIGINIIN CRUSH?! OKE, TENANG JANGAN PANIK. JANGAN BAPER!’
Selagi menjerit-jerit dalam batin, cepat-cepat Brisha menaiki jok motor. Mata coklatnya berbinar, kini disuguhi punggung kokoh pemilik motor yang terlapis hoodie abu-abu.
‘Ini punggung minta dibelai banget. Peluk gak, ya? Peluk aja deh pura-pura pegangan. Ehehe.’
“Anu, Ziel ... boleh pegangan gak—”
BRUM!
Nyaris Brisha melepas nyawa, terjengkang kecil saat Jaziel menancap gas. Otomatis Brisha meremas dua sisi hoodie cowok itu. Rambutnya berterbangan oleh angin jalan akibat laju motor yang ugal-ugalan.
Ternyata Jaziel hanya wajahnya yang cantik, urusan jalanan tidak kalah sangar. Brisha pusing bukan main, Jaziel berkali-kali menyalip truk dan mobil yang lebih besar.
Sepuluh menit berselang, kecepatan motor berkurang. Jaziel menepikan motornya di trotoar jalan, membuat Brisha bernapas lega.
“Turun.”
“Hah?” Tidak jadi lega, Brisha langsung tegang.
“Sana turun, budeg. Gue males akting lagi.”
“Akting?!” sengak Brisha terpaksa melepas helm. “J-jadi tadi lo manis-manis ke gue itu cuma—”
“Lo ngarep apa? Gue suka?” Jaziel tertawa disiniskan. “Pfftt, ngayal. Gue sengaja kayak gitu karena Arzhel ngeliatin. Geer lo overdosis.”
![](https://img.wattpad.com/cover/351453535-288-k300901.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonstruck
Fiksi Remaja[ END ] 🍭 ROMANCE COMEDY 🍭 Brisha tersenyum tengil. "Lo homo?" Arzhel terkekeh ringan. "Perlu gue buktikan kalo gue bukan homo?" "Yaudah, buktiin," tantang Brisha. "Then, i'll kiss you now." *** Julukan Hot Queen Grenada sudah melekat lama pada di...