20 ; Kilas Balik

13.1K 994 40
                                    

__________

“Gue gay.”

“Jadi mulai sekarang, berhenti deketin gue. Cari cowok normal lain, sampai kapan pun gue gak tertarik sama lawan jenis.”

“Lo kenal Arzhel? Dia yang gue suka.”

Benar, semua kalimat itulah yang pernah dilontarkan Jaziel, ketika Brisha masih bodoh-bodohnya mengejarnya.

Saat Brisha nembak yang ke-11 kalinya, ia ingat betul ditolak keras Jaziel dengan mengaku gay.

Namun, pengakuan tersebut telah terpatahkan oleh sebait dialog baru Jaziel. Brisha menjambak rambut stress, pusing bukan main. Suara cowok itu terus berputar menghantui.

“Gue gak gay. Gue cowok normal, Sha. Perlu bukti?”

“Sumpah, Ziel kenapa, sih?! Hobi kali bikin anak orang mikir!”

Detik berikutnya, pipi kanan Brisha menempel pada benda dingin. Ia menoleh, Jaziel baru datang seraya menyodorkan kaleng soda —yang ditempelkan ke pipi Brisha—. Senyum cowok itu terukir, turut duduk di sisi Brisha.

“Makasih, Ziel.”

“Sama-sama. Santai aja.”

Santai biji lo kebelah! Dari tadi jantung gue dugem gak karuan!’

Ngomong-ngomong, mereka tengah menempati bangku panjang taman belakang Grenada, usai jam pulang berbunyi.

Entah apa motifnya, Jaziel mengajak Brisha ke sana hanya berdua. Katanya ingin membicarakan hal serius.

Brisha sendiri, tidak ada alasan untuk menolak. Alhasil, ia duduk kaku begini, kaki gemetaran di atas rerumputan. Sesekali melirik Jaziel yang sedang memakan cokelat matcha.

Sadar diperhatikan, Jaziel menengok. “Kenapa?”

“Ah, g-gapapa.” Brisha kelabakan, buru-buru membuka kaleng sodanya.

“Lo gak penasaran kenapa gue ngajak lo ke sini?”

Selagi meneguk soda, atensi Brisha berpencar ke segala penjuru taman. Beruntung area tersebut sepi sebab memasuki sore.

“Sha,” seru Jaziel membuang napas pendek. “Soal pacaran kontrak lo sama Arzhel—”

“Omaygat! Kucing pake daster lewat!” jerit Brisha ngawur menunjuk depan.

“Sha, serius.”

“Ha-ha-ha. M-maaf, refleks doang.” Brisha tertawa hambar, tidak sanggup menghadap Jaziel.

“Lo pernah manfaatin si Arzhel buat deketin gue, 'kan? Dengan lo jadiin dia pacar boongan, lo bebas ngegunain si Arzhel demi keuntungan sendiri,” cetus Jaziel sukses membungkam pelaku.

Berbarengan dengan itu, tangan Jaziel merogoh saku celana, mengambil barang bukti yang telah diamankan beberapa minggu lalu.

Dia serahkan pada Brisha.

“Ini .... ” Brisha tercekat menerima kertas kusut yang berisi surat perjanjian pacaran kontraknya dengan Arzhel. Jelas sekali tulisan surat itu miliknya.

“Gue ambil diem-diem di laci si Arzhel. Jadi lo ngajak dia pacaran kontrak selama sebulan, cuma buat ngilangin gosip Arzhel gay sama deketin gue?”

Tangan Brisha agak bergetar memegang secarik kertas sialan itu. Jaziel sudah mendongkrak rencana busuknya, pasti sekarang Brisha akan dibenci habis-habisan.

Anehnya, kenapa surat kontrak ini masih ada? Kata Arzhel sudah hilang.

“Ziel, surat kontrak ini udah gak berlaku.”

Moonstruck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang