3. Menatap

17.1K 1.1K 11
                                    

"Bundaa, Lele mau main dulu yaa." Pamit Leon mencium tangan dan pipi bundanya yang sedang mengadon kue-kue buatannya.

"Jangan sore-sore pulangnya yaa sayang," ucap Melanie dan diangguki dengan semangat oleh Leon.

"Otey bunda."

Kaki kecilnya langsung berlari keluar. Leon tidak pergi bermain, ia memiliki alasan lain pergi keluar. Leon kecil telah berbohong pada bundanya namun ia memiliki alasan kuat untuk berbohong.

"Kakek, Lele balik lagi hehe." Sapa Leon dengan menampilkan gigi-gigi susunya yang terlihat lucu.

"Ehh ada Leon, mau jualan koran lagi dek?" tanya kakek penjual koran yang bernama Suardi.

"Iya kakek, Lele mau beljualan lagi agal bisya membantu bunda," jawab Leon sambil menyengir.

"Tapi sekarang sedang panas sekali loh nak," ucap kakek Suardi yang merasakan betapa teriknya siang hari itu.

"Tidak apa-apa, syekalan Lele syedang syangat belsyemangat kakek." Tangan kecil itu mengadakan tangannya berharap sang kakek akan memberikan koran-korannya agar ia bisa jual di lampu merah.

Yaa bocah itu bermain sangat jauh dari rumahnya tanpa sepengetahuan bundanya.

"Baiklah tapi jika lelah, langsung istirahat yaa dan juga hati-hati," nasehat kakek Suardi sebelum memberikan beberapa tumpuk koran yang akan dijual oleh Leon.

"Baik kakek."

Dengan riang kakinya melangkah menjajakan koran pada pejalan kaki.

"Wihh udah lampu melah," gumam Leon dengan senang.

Segera saja ia berjalan ke jalanan tempat motor-motor dan mobil berhenti secara serentak.

Wajahnya berseri-seri dengan senyuman menemani, ia menjajakan koran pada orang-orang.

Orang-orang yang melihat bocah manis berjualan koran pun bersimpati dan membeli beberapa koran yang dijajakan Leon.

Leon pun kegirangan karena koran-korannya laku banyak, tidak sia-sia ia memasang senyuman hingga bibirnya terasa pegal.

Terakhir satu mobil yang ia tuju, Leon tidak menyadari mobil itu milik siapa.

Dengan pelan ia mengetuk kaca jendela mobil yang terlihat mahal itu, perlahan kaca mobil itu terbuka dan dengan senyum manis bocah itu menawarkan korannya.

"Mau beli kolan?"

"Ahh ternyata itu kau bocah miskin, semiskin itu yaa sampai harus berjualan di lampu merah haha," ucapan mengejek itu seketika melunturkan senyuman Leon.

Dia menatap datar pada bocah yang menyebabkan ibu nya menangis tadi. "Ahh telnyata itu kamu anak manja," ucap Leon dengan wajah tak kalah mengejeknya.

"Kurang ajar kau miskin!" Bentak Tio pada Leon, jujur saja Leon tersentak dengan bentakan itu karena ia yang tak terbiasa mendengar suara bentakan.

"Dasal pemalah, kamu itu tenapa sih syewot syekali sama Lele huh," ucap Leon dengan kesal membalas bentakan Tio yang tidak main-main kerasnya bahkan beberapa pasang mata akhirnya terarah pada mereka.

Tio agak tersentak melihat cebikan lucu diwajah menggemaskan adik kelasnya itu. "Ckk dasar anak haram pergi lo, gue muak liat wajah kumal bau kemiskinan."

Sudah menjadi rahasia umum jika Leon tidak memiliki ayah sehingga masih banyak yang menyebutkannya sebagai anak haram, anak hasil dari hibungan di luar pernikahan.

Bibir Leon seketika bergetar. "Kamu jahat hikss," ucap Leon seketika berlari pergi meninggalkan lampu merah.

Tio kembali tersentak melihat bocah yang baru saja ia hina menangis dihadapannya. Tangannya reflek akan membuka pintu mobil namun keburu dihentikan oleh supirnya.

"Tuan muda, jangan kemana-mana lampus sudah hijau," ujar supirnya mengehentikan pergerakan tuan mudanya.

Tio hanya bisa menatap kepergian Leon dengan tatapan datar namun ada secuil rasa bersalah setelah membuat bocah itu menangis.

.......

"Lohh Leon kok menangis? Ada apa?" tanya Kakek Suardi khawatir terjadi apa-apa pada Leon.

"Tidak papa, Lele tadi hanya beltemu dengan olan menyebalkan saja," jawab Leon dengan pipi yang basah oleh air mata.

Kakek Suardi tersenyum. "Sudah jangan menangis lagi yaa, ayo kakek belikan es krim," ucap kakek Suardi

Seketika mata berkaca-kaca itu berbinar senang. "Wah telima kasyih kakek," ujar Leon dengan kaki yang melompat-lompat girang.

"Iya sama-sama."

.......

"Paman, dompetnya telrtjatuh," teriak Leon ketika melihat seorang pria berjas yang terlihat terburu-buru.

Ada beberapa orang di sekeliling pria itu, namun dengan otaknya yang polos Leon berpikir jika orang-orang berpakaian hitam dan terlihat sama semua itu adalah teman-teman dari paman yang baru saja menjatuhkan dompetnya.

Orang yang dipanggil paman itu langsung menoleh ketika mendengar suara anak-anak yang sepertinya sedang memanggil dirinya.

Deg

"Wajah itu..."

Leon dihentikan oleh teman-teman paman yang dompetnya terjatuh.

Dengan wajah polos Leon mendongakkan kepalanya, "ini dompet teman paman telrtjatuh disyana tadi."

Tanpa rasa curiga atau pun takut, Leon mendekati orang-orang yang terlihat menyeramkan itu.

Salah satu dari orang-orang itu bergerak mengambil dompet itu, "terima kasih anak kecil."

"Eumm syama-syama, Lele pelgi dulu yah paypay." Segera setelah itu Leon kecil berlari pergi, ia terburu-buru karena sebentar lagi akan gelap. Ia takut bundanya khawatir.

Setelah kepergian bocah kecil itu, rombongan itu segera menaiki mobil.

"Kau berpikir hal sama dengan ku?" tanya orang yang kejatuhan dompet tadi.

"Ya tuan, wajah itu mirip sekali dengan wajah anda ketika kecil tetapi dengan versi yang lebih lucu," ucapan itu seketika seperti menyadarkan sesuatu.

............

Melanie dengan cemas menunggu anaknya yang tak kunjung pulang padahal senja sebentar lagi menghampiri.

Tak lama siluet bocah cilik terlihat diujung jalan, "Lele pulang."

Dengan polos bocah itu menyapa sang bunda yang sudah benar-benar khawatir.

"Dari mana saja sayang? kenapa baru pulang,, bunda sangat khawatir." Melanie langsung memeluk anaknya erat.

"Hehe maap bunda Lele tadi syempat telrtsesat." Dengan cengiran andalannya hati Melanie langsung luluh, ia benar-benar tidak kuat dengan kelucuan anak dari pria yang ia cintainya ini, anak semata wayangnya.

"Yaudah ayo mandi, habis itu makan malam."

"Syiap bunda Lele palin syantik."

.......

TBC

Yang gak vote ama komen semoga hari esok kalian Senin terus😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang gak vote ama komen semoga hari esok kalian Senin terus😊.

Sampai jumpa di episode depan.

Baby Lele (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang