18. Ciki dan Ciko

13.5K 1.1K 25
                                    

Leon pun tersenyum lebar melihat sosok yang sedang berlari ke arahnya dengan sangat riang gembira tersebut.

"Adaww sshhh! Lepass adekk," jerit Simba layaknya wanita dengan suara melengking mirip papa Zola.

Simba berteriak karena sebuah tangan kecil menarik aka menjambak rambutnya ketika dirinya bergerak untuk memeluk tubuh kecil itu.

"Lasyain matannya janan jail-jail Lele," ujar Leon mendelik kesal kemudian ia melepaskan rambut Simba yang sudah terlihat kusut itu.

"Mampus! ngerjain si dede sih lo," timpa Alvert dengan wajah mengejek.

"Bos siapa anak kecil ini? Biasanya bawa Tio," tanya salah satu anggota kelompok Zephyr sinis, Dio namanya dia adalah sosok pemuda yang paling dekat dengan Tio karena bersama dengan Tio ia merasa bersama dengan adiknya yang telah tiada, rupa mereka begitu mirip sehingga membuat Dio ingin selalu berdekatan dengan Tio.

Dio menatap tidak suka pada keberadaan Leon.

Leon yang paham tatapan itu pun hanya menatap santai pada Dio, ia sudah terlalu sering mendapatkan tatapan seperti itu sehingga membuatnya terbiasa.

Zephyr menatap datar pada Dio yang menatap tak suka pada keberadaan adiknya.

"Bukan urusanmu," balas Zephyr tak kalah dingin, tatapannya menajam menatap pada salah satu anggotanya yang memiliki tatapan kurang ajar. Apa-apaan tatapan itu seolah menatap rendah pada adiknya!

Dio terlihat tak terima, dia ingin membantah namun ketika melihat tatapan yang menghunus padanya nyalinya langsung menciut.

Zephyr menyadari itu, dan ia baru menyadari sepertinya ia kurang tegas mendisiplinkan anggota nya. Dirinya memang sering kali membawa Tio karena itu merupakan paksaan kakeknya agar Tio tidak sendirian, sehingga membuat Tio menjadi dekat dengan semua anggota nya, tapi tidak dengan dirinya, mau Tio jungkir balik pun ia tidak akan pernah menerima keberadaan bocah itu.

Berbeda dengan Leon yang nyata-nyatanya masih memiliki hubungan darah dengannya, tentu saja ia akan sangat menyayangi adik kecilnya walaupun mereka baru bertemu, seperti kata pepatah darah lebih kental dari pada air.

Kembali ke cerita, kini mereka semua duduk di sofa.

Leon ingin duduk sendiri dan tidak ingin dipangku, ia menatap semua orang dengan penasaran.

Kini hanya ada beberapa anggota karena tidak semuanya akan selalu stay untuk hadir ketika Zephyr datang berkunjung.

"Pasti adek penasaran sama mereka semua kan?" tanya Alvert tiba-tiba dan langsung diangguki oleh Leon yang menatap balik Alvert.

Sedangkan Zephyr sendiri sedang membelai halus rambut adiknya.

"Jadi kami semua adalah power rangers!" Sela Simba tiba-tiba.

"Tolol! Sejak kapan jadi power ranger anjir," ujar Diki salah satu anggota menoyor kepala Simba yang tidak ada adab itu.

Zephyr langsung menatap tajam pada Diki yang baru saja mengumpat kasar dihadapan adiknya.

"Your language!" Desis Zephyr pada Diki dengan tatapan menghunus.

Diki langsung menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal dengan canggung ia berkata. "Ha-ha sorry," ucapanya ketika ia sadar, jika dirinya baru saja berucap tak baik dihadapan seorang anak kecil.

"Aban ini pelilaku nya milip syekali denan Ciki dan Ciko tetangga Lele dulu," celetuk Leon tiba-tiba membuat tatapan Simba dan Diki mengarah padanya.

Simba mengangkat sebelah alisnya, bingung siapa kan Ciki dan Ciko itu.  "Siapa Ciki dan Ciko itu dek? Pasti makhluk tampan seperti abang kan?"

Diki menatap sini pada Simba yang terlihat sangat pd itu. "Dih pd banget anjir huek," sinis Diki dengan memelankan kata anjirnya.

"Heum Ciki dan Ciko adalah monyet pelihalaan tetanggan Lele dulu aban,"

Leon tak mengerti apa pun, ia hanya tetap menatap polos pada orang-orang dihadapannya yang mengingatkannya pada Ciki dan Ciko monyet peliharaan tetangganya dulu.

Diki dan Simba bahkan sampai cengo mendengar itu, mereka masih tidak percaya jika mereka disamakan dengan seekor monyet.

Mereka tetap diam diiringi suara tawa orang-orang disekelilingnya. Menertawakan nasib mereka berdua yang disamakan dengan seekor monyet oleh seorang anak kecil.

Zephyr tersenyum kecil. "Kenapa adek menyamakan mereka dengan Ciki dan Ciko?" tanya Zephyr yang lumayan penasaran.

"Kalena Ciki dan Ciko syenang syekali belantam, syelpti meleka," jawabnya dengan polos sembari menunjuk dua orang korban yang nyawanya seperti menghilang.

Zephyr terkekeh pelan, para anggotanya sampai cengo karena untuk pertama kali melihat ketua mereka terkekeh dengan wajah tampannya. "Lain kali jangan seperti itu yah itu perbuatan tidak baik," ucap Zephyr memberi pengertian walaupun dalam batinnya ia masih tertawa geli.

Tetapi ia tidak ingin ada yang membenci adiknya karena perkataan nya sehingga sedikit demi sedikit ia akan mengajarinya.

"Tenapa itu tidak baik aban?" tanya Leon dengan kening mengernyit bingung, karena selama ini memang tidak pernah ada yang menegurnya jika ia asal ceplas-ceplos.

Tangan Zephyr langsung mengelus kening berkerut adiknya. "Itu karena bisa saja ada yang merasakan sakit hati jika mendengar dirinya disamakan dengan seekor hewan, karena tidak semua orang senang jika disamakan dengan seekor hewan, adek tidak ingin kan jika ada seseorang merasakan sakit mendapatkan perkataan seperti itu?" Jawab Zephyr memberikan pengertian pada adiknya.

Leon langsung menangkap maksud ucapan sang abang, ia langsung menatap kembali pada Diki dan Simba, tatapannya berubah menjadi menyesal. Dirinya bergerak turun menuruni sofanya dibantu oleh Zephyr.

Leon memegang tangan Diki lebih dulu, kemudian menciumnya. "Aban.. Lele minta maap jika pelkataan Lele menyakiti hati aban."

Diki terkejut mendapatkan perlakuan seperti itu. Kemudian ia langsung tersenyum lembut. "Abang tidak masalah adik," jawab Diki yang menatap Leon dengan sayang, baru ini ia menemukan anak sesopan Leon melupakan tingkah bocah itu sebelumnya.

Leon pun beralih pada Simba, Leon meraih tangan Simba dan menciumnya juga. "Lele minta maap aban, janan malah syama Lele yaa, maap juga kalena menjabak lambut aban tapi itu kalena Lele syebel syama aban kalena membeli Lele T-lex tongost huh." Niatnya minta maaf tapi keluar juga unek-unek nya pada Simba.

Simba terkekeh geli mendengar setiap ucapan Lele yang sukar sekali mengucapkan huruf R dan S dengan jelas. "Tidak apa-apa adek, dan maaf juga T-Rex itu sebenarnya milik adik abang yang seleranya sedikit aneh."

Leon mengangguk tidak ada reaksi lebih, ia pun langsung kembali ke abangnya dan memeluk kaki Zephyr.

"Kepala Lele pusying aban," ucap Leon secara lirih tiba-tiba dan langsung mengagetkan Zephyr yang sedang menatap gemas adiknya.

.......

TBC

JANGAN PERNAH SKIP VOTE DAN KOMEN GUYS!

See you next chapter!

Baby Lele (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang