4. Hetels

16.5K 1K 11
                                    

Hari ini Leo berangkat sendirian karena Bundanya harus segera pergi ke pasar. Leo tidak masalah akan hal itu, lagi pula itu sudah biasa.

Walaupun lelah, tapi tidak masalah selama dirinya bisa belajar apalagi bundanya yang pontang panting kesana kemari berusaha membiayai kebutuhan sekolahnya, untung saja ada beasiswa dari pemerintah jadi itu bisa sedikit meringankan bundanya.

"Lele! Ayo naik, kita berangkat bareng." Seketika senyum Leon melebar melihat sobat baiknya yang sedang berada di mobilnya mengajak dirinya pergi ke sekolah bersama.

"Lasyaa, hehe Lele lindu syekali dengan Lasya." Balas Leon dramatis.

"Ishh Lele lebay sekali sih haha." Walaupun berkata seperti itu, Rasya pun tetap merasa senang terlihat dari tawa diujung kalimatnya.

Supir pun kembali menjalankan mobilnya, diiringi dengan celotehan lucu dari dua anak kecil menggemaskan.

"Lasyaa.. Lasya tau tidak kema-"

"Rasya tidak tau Lele, Lele kan belum memberi tahu," potong Rasya sebelum Leon menyelesaikan kalimatnya.

Leon mencebik karena omongannya dipotong. "Ishh Lele belum selesai belbicala Lasya, humph," dengus Leon sebal.

"Hihi maaf, Rasya tidak tau." Maklum saja masih anak-anak masih belum mengerti attitude yang baik.

Leon hanya menganggukkan kepalanya kemudian lanjut berbicara, "kemalin Lele beltemu denan paman yan syangat tampan, sepelti malaikat. Tetapi kalena telbulu-bulu Lele lansyun pelgi."

"Heum? Paman tampan? Siapa orang itu Le?" tanya Rasya penasaran juga, siapakah sosok yang dibilang tampan oleh teman nya itu sampai ketampanan nya diakui oleh Leon yang tidak akan pernah mengakui ada orang yang lebih tampan darinya.

"Tidak tauu, Lele kemalin hanya menyemabalikan dompet paman yan telajatuh," kata Leon yang sedikit tidak dimengerti oleh Rasya.

Namun agar temannya tidak sedih karena ia yang tak mengerti ucapan nya, ia bisa berkata yang dapat menenangkan temannya itu, "tidak perlu sedih Lele, aku yakin kamu akan segera bertemu kembali dengan paman itu."

Leon langsung menatap pada Rasya, "tidak Lasya, Lele tidak mau beltemu paman itu lagi."

"Loh kenapa?" Ahh lama-lama Rasya pusing dengan tingkah temannya yang tak tertebak itu.

"Paman itu juga menyelamkan syoalnya, wajahnya tidak bisya telsyenyum, telus Lele melihat banak tembak-tembak di senekilinglingg- aduh syusyah syekali sih," gumam Leon yang memang sering baletlot kalau ngomong.

"Di sekeliling Lele," ucap Rasya yang membenarkan perkataan Leon.

"Ahh benal, senekilinglingg- ahh syudahlah pokoknya ada banyak syekali tembak-tembak. Jadi Lele tidak mau beltemu paman itu lagi, pasti dia olan jahat."

"Kata bu guru kan kita tidak boleh menilai orang dari penampilanya Le."

"Iya tap-"

"Tuan muda kita telah sampai."

Obrolan mereka berhenti karena mereka telah sampai di lingkungan sekolah.

Mereka berdua pun seketika melupakan pembicaraan mereka sebelumnya karena tidak sabar untuk segera turun.

Namun baru saja menginjakan kaki di tehel, ada saja suara setan yang menganggu pendengaran Leon.

"Ohh selain miskin kini menjadi parasit," Leon dan Rasya langsung menatap ke sosok yang baru saja berbicara tanpa disaring itu.

"Ishh kamu lagi.. kamu lagi, kamu pens yaa syama Lele." Decak Leon jengkel karena melihat sosok anak manja yang sering kali membuat dirinya kesal.

"Siapa juga yang fans sama lu bocah miskin."

"Hei ada masalah apa kakak dengan temanku." Bela Rasya yang juga sudah jengah dengan tingkah Tio yang kurang ajar.

"Ohh masalah? Gue gak ada masalah sama dia, hanya gak suka."

"Sudahlah Lasya, kalau belbicala dengan hetels memang syuyah, mau sebenal apa pun kita dimatanya kita akan tetap syalah," ucap Leon menyindir kakak kelasnya itu.

Kedua bocil itu langsung melengang pergi meninggalkan Tio dengan api kemarahannya.

"Awas aja loh bocah si*l," desis Tio menggeram tak terima.

Entah siapa yang salah..

ku tak tau..

.......

Meow..

Meow..

"Sstt memew diem dulu yaa." Seakan mengerti, suara kucing itu pun langsung berhenti.

"Bagun, memang tidak syalah Lele menyangi mu memew, syekalan diam dulu ditas Lele. Lele puna tugas buat kamu," akhirnya setelah menahan sebal di hatinya akhirnya ia bisa membalas perbuatan orang yang sering kali mengganggu hidupnya akhir-akhir ini.

Dengan senyum jahil dan tangan bergerak-gerak saling tertaut. "Hehe aku bayas kamu Tio kamplet," ucap Leon dengan sangat pelan.

Kaki nya melangkah mendekati ruangan yang memang dimiliki oleh Tio sosok target kejahilan Leon.

Leon sampai di depan pintu ruangan milik Tio, perlahan ia membuka pintu itu dan membuat sedikit celah.

Segera saja Leon mengeluarkan kucing miliknya itu.

"Apa yang kau lakukan!" Suara dingin itu menyentak Leon. Sontak kepalanya langsung menatap sosok pria paruh baya yang berdiri dihadapannya.

"Ada apa Opa?" Leon mengenali suara itu.

Itu Tio..

Tio langsung mendelik sinis melihat keberadaan sosok yang sangat tidak disukainya? itu.

Tatapan Tio beralih pada sosok yang dipeluk bocah dihadapannya. "Kau ingin membunuh ku!"

Bukan tanpa alasan Tio berkata seperti itu meskipun kata-katanya sangat berlebihan karena Tio hanya alergi ringan pada bulu kucing.

"Sial siapa yang mengirimmu!" ucapan dengan aura membunuh itu membuat tangan Leon bergetar.

Dan kucingnya pun terlepas dari tangannya karena si memew merasakan jika nyawanya terancam.

"T-tidak ada yan mengilim Lele." Suara itu terdengar bergetar, perlahan kakinya berjalan mundur karena merasa terancam dengan aura yang dikeluarkan oleh orang dihadapannya.

"Tangkap." Hanya satu kata tapi berhasil membuat Leon panik, dan Tio menyeringai senang.

"Tidakkk, yepaskan Lele!" Berontak Leon karena kedua tangan kecil nya digenggam oleh dua orang bodyguard yang berada dibawah komando Opa nya Tio.

"Bocah nakal harus diberi pelajaran," ucap pria tua itu tatapan menghunus tajam pada tubuh Leon yang sedang memberontak keras.

"Tidakk, Lele tidak nakal hikss." Bocah itu menangis sangking ketakutannya dan tidak ada belas kasih dari pria tua yang tentu akan berpihak pada cucu kandungnya.

.....
TBC

Quote untuk kalian hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Quote untuk kalian hari ini.

Buah nangka buah kedondong
Jangan lupa vote and komen dong

Sampai jumpa episode depan

Baby Lele (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang