19. Cidera

13.3K 1K 7
                                    

"Kepala Lele pusying aban," ucap Leon secara lirih tiba-tiba dan langsung mengagetkan Zephyr yang sedang menatap gemas adiknya.

........

Zephyr kembali mengendarai mobilnya, kali ini diiringi oleh anggota kelompoknya. Guna mencegah hal yang sama terjadi.

Sesaat setelah Leon mengeluh sakit pada bagian dadanya anak kecil itu tiba-tiba pingsan dengan nafas yang tersendat. Entah apa yang terjadi dengan anak itu, Zephyr pun tak faham.

Sehingga dirinya segera bergegas menuju rumah sakit terdekat.

Dirinya sampai lupa menghubungi orang rumah sangking paniknya.

Leon berada dipangkuan Zephyr dan kali ini yang menyetir adalah Alvert dan dikursi penumpang belakang ada Simba.

Kali ini takdir sedang berpihak pada mereka karena jalanan benar-benar lenggang mempercepat laju kendaraan mereka.

Zephyr tetap mencoba membangunkan adiknya yang terlihat merintih dalam pingsannya.

"Dekk, abang mohon bangunlah." Lirih Zephyr dengan tangan yang menepuk-nepuk pelan pipi adiknya.

Dirinya benar-benar bingung adiknya sebelum nya dalam keadaan baik-baik saja namun kenapa jadi seperti ini!

"Lebih cepat Al!" Tanpa sadar Zephyr membentak sahabatnya yang sedang menyetir itu.

Alvert sama sekali tak tersinggung karena dia benar-benar memahami keadaan sahabatnya sekarang itu.

"Tenang Zep, lo harus tenang," ujar Simba pada Zephyr yang kini saru tetes air mata telah mengaliri pipinya.

Zephyr diam, namun siapa pun bisa mengetahui dengan melihat wajah Zephyr bahwa pemuda tersebut sedang benar-benar takut kehilangan.

"Coba urut pelan punggung dan dada Leon," ujar Simba dan langsung dituruti oleh Zephyr.

Dengan kaku dia mengurut begitu pelan untuk memberikan refleksi ketenangan pada adiknya.

Perlahan-lahan rintihan itu berkurang. Zephyr pun tersenyum sedikit lega namun tidak menghentikan kekhawatiran nya.

Citt

Mobil mereka sampai tepat di depan pintu masuk rumah sakit.

Banyak orang melihat ke arah mereka karena mobil yang mereka kendarai diiringi oleh iringan motor besar yang terlihat seperti menjaga mobil yang berada di tengah-tengah.

Zephyr tidak memperdulikan itu semua, yang ia pedulikan hanya adiknya.

Beberapa staff yang memang mengenal Zephyr segera menghampiri pemuda tersebut.

Tanpa kata Zephyr menyerahkan pada tim dokter yang sudah stay dan sangat memahami kondisi.

Saat ini Zephyr akhirnya sangat bersyukur dirinya berasal dari keluarga sangat berkecukupan sehingga semuanya dapat dipermudah.

"Selamatkan adikku jika tidak," Zephyr tak melanjutkan perkataannya namun siapa pun yang mendengar ucapan itu pasti akan sangat memahami ucapan tersirat penuh ancaman tersebut.

Para dokter dan perawat segera memasuki IGD.

Lampu menyala pertanda ada penanganan darurat.

"Zep, Paman Darion." Panggil Alvert pada Zephyr yang termenung dan tak menyadari jika ponselnya terus berbunyi.

Zephyr menegang.

Ia baru ingat dengan pamannya, segera dia meraih ponselnya. "Ha-"

"Dimana adikmu?"

Baby Lele (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang