00 A Memorable Back

249 29 4
                                    

Pemandangan itu akan selalu sama dimatanya. Tak peduli berapa banyak makhluk pendendam berkerumun dengan amarah yang meluap-luap dan bersiap melahap pria didepannya. Dia yakin, pria merah disebelahnya juga merasakan hal yang sama. Rasa benci yang menggelora pada kerumun mononoken yang serakah dan mengutuk semua makhluk yang ia irikan. Makhluk menjijikan itu dengan lancang dan tidak hormatnya memandang pria didepannya dengan mata yang menghina. Akan tetapi, keduanya takluk pada satu kalimat lembut yang keluar dari senyum yang sama lembutnya.


"Janganlah benci mereka. Bahkan mereka mengalami kematian yang tidak mereka inginkan. Mari tenangkan mereka dengan baik."


Pemandangan itu akan selalu sama dimatanya. Bagaimana sosok yang begitu rapuh bagai arang itu bersinar bagai api yang dibakarkan padanya. Seluruh tubuh yang terbalut cahaya putih cemerlang itu merentangkan tangannya. Bersamaan dengan ribuan kertas mantra bersimbol bintang dalam lingkaran berjajar di depannya. Seluruh kertas itu juga menyala terang, lalu serempak merebah. Bersiap meluncur kearah ribuan mononoken yang semakin memancarkan aura gelap. Dia dan kawannya tetap dibelakang. Berdiri dengan punggung tegap terkesima untuk kesekian kali pada sang tuan dan menerbangkan ribuan kertas menuju para mononoken. Begitu kertas menempel pada dahi makhluk itu, mereka meraung marah dalam api penyucian. Aura kebencian yang semula sebesar sungai itu dalam sekejap menghilang. Tidak menyisakan dendam, kemarahan, dan kegelapan selain kedamaian dan ketenteraman. Rerumputan yang semula kering dan layu kembali hijau saat tersapu cahaya. Pun bunga-bunga dan pepohonan yang tercemar kembali hidup dengan tangkai dan batang segar. Seolah tanah yang sebelumnya kering itu tidak pernah mati dan kembali subur dengan sapuan hangat.


Manik birunya secara otomatis tertuju pada surai putih sang tuan yang tertiup angin. Seirama dengan lengan haori putih yang masih membentang, seolah sedang menyambut seorang kawan untuk dipeluk. Bersamaan dengan api penyucian yang perlahan menghilang, tuannya itu berbalik. Mempersembahkan senyum yang rasanya takkan pernah ada gantinya atau sama sepertinya. Dia menyilangkan tangan ke belakang punggung, memberi titah riang padanya dan kawannya. "Tanah ini akan kembali hidup. Mari kembali!"


Aah, sungguh. Pemandangan itu akan selalu sama dimatanya. Tak peduli jika dunia ini dicemari ribuan kutukan dan dilupakan dewa, keindahan yang berdiri tepat didepan matanya ini akan selalu menjadi sosok agung tak tergantikan. Dari milyaran manusia yang diciptakan, dialah yang ditakdirkan untuk menjadi pelindung dua alam. Meski banyak yang mencela keberadaannya, hingga hari ini belum ada lagi manusia yang dapat menyusulnya ataupun menggantikan eksistensinya. Sosok yang hanya akan lahir satu kali dalam puluhan atau mungkin ratusan tahun. Ia yakin, tuannya itu akan selalu berdiri di depannya bahkan jika dirinya menutup mata.


Bahkan jika ... tuannya sudah menutup mata, ia akan selalu berdiri didepannya saat dirinya juga menutup mata. Selalu, dan takkan pernah lekang meski era sudah berganti ratusan kali. Selama ia memejamkan matanya pasti,

Pasti tuannya itu akan selalu berdiri di depannya.


Cahaya mentari tunggal menyorot dari lubang langit-langit bebatuan. Tepat menyinari seekor naga biru tak bersayap yang menggulung tubuhnya. Didalam gua yang dipenuhi oleh goresan kuku bergambar, naga itu mendengkur pelan. Tanpa terusik sedikitpun walau ada beberapa burung pipit yang menumpang singgah di tanduknya. Entah sudah berapa lama waktu berlalu, naga itu tidak memedulikan apakah dunia sudah pagi atau malam. Atau apakah sekarang musim semi atau hujan. Yang ia inginkan hanya menutup mata. Mempertahankan sosok sang tuan yang sudah tiada di balik pelupuk mata. Tersenyum padanya dan mengajaknya pulang. Segala hal yang sudah menjadi kenangan itu, ia ingin semuanya terasa masih seperti kemarin.


Naga itu takkan pernah melupakan pemandangan yang akan selalu sama dimatanya.






Sore wa Ai to Yobudake Series

Main Pair

SoraMafu

Kioku no Sora

[ START ]

Kioku no Sora  ||  SoraMafu [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang